Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Kampung Warna-Warni Sindulang, Wisata Instagramable di Tuminting Manado Sulawesi Utara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gapura selamat datang di Kampung Warna-Warni Sindulang, Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara.

TRIBUNTRAVEL.COM - Tak banyak yang menyangka, kawasan Sindulang di Kecamatan Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara, yang dulunya identik dengan kekumuhan dan kesan kelam, kini menjelma menjadi satu destinasi wisata paling menarik di jantung kota.

Terletak di perbukitan pesisir utara Manado, permukiman ini menarik perhatian berkat deretan rumah-rumah warga yang dicat penuh warna cerah. 

Baca juga: Jangkar Portugis Ditemukan di Bunaken Kepulauan, Manado, Sulut, Berpotensi Jadi Wisata Sejarah

Panorama Kota Manado dan Jembatan Soekarno terlihat memukau dari ketinggian Kampung Warna-Warni Sindulang. (Fernando Lumowa/TribunManado)

Baca juga: Itinerary Wisata Kuliner Manado Seharian, Budget Rp 600 Ribuan untuk 2 Orang

Dari kejauhan, kawasan ini terlihat seperti lukisan hidup dengan latar tulisan besar "Welcome to Manado" yang menghiasi lereng bukitnya.

Sebaliknya, dari puncak kampung, pengunjung bisa menyaksikan lanskap kota Manado secara keseluruhan—mulai dari Jembatan Soekarno, kawasan pusat bisnis, hingga pulau Manado Tua yang seolah mengapung di tengah laut. 

Baca juga: Pulau Siladen di Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara, Surga Tropis untuk Healing

Baca juga: Itinerary Honeymoon Makassar 3 Hari 2 Malam dari Manado: Berdua Rp 7,3 Juta, Hotel & Open Trip

Saat matahari terbenam, warna langit yang jingga menambah daya tarik visual dari tempat ini.

Perubahan besar ini tak lepas dari inisiatif pemerintah kota yang bekerja sama dengan warga untuk mengubah wajah kampung. 

Dari tempat pembuangan sampah dan lahan pemakaman yang tidak terawat, kini Sindulang menjelma jadi kawasan wisata bersih, tertata, dan sangat fotogenik.

Transformasi Kampung Sindulang: Dari Kumuh Menjadi Indah

Dulunya, kawasan ini memang jauh dari kesan wisata. 

Sebagian lahannya merupakan tempat pemakaman dan sebagian lagi pernah difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah. 

Namun titik balik mulai terjadi ketika warga dan pemerintah berkolaborasi menata ulang kampung mereka.

Satu perubahan paling mencolok adalah taman kecil di tengah kampung. 

Tempat yang dulunya hanyalah tanah kosong kini menjadi pusat aktivitas warga dan wisatawan. 

Di sinilah banyak pengunjung bersantai, berswafoto, atau sekadar menikmati hembusan angin laut.

Rumah-rumah warga dicat ulang dengan warna-warni terang: merah, kuning, biru, hijau, oranye, bahkan ungu. 

Halaman
1234