"Kami mengikuti bentuk serat kayunya, sehingga setiap produk punya karakter berbeda. Ada finishing yang menyerupai batu, atau kombinasi kayu dengan resin," jelas Oktafianti.
Beberapa teknik finishing unik yang digunakan antara lain burning technique untuk menghasilkan warna gelap dan kesan 'stone effect', serta expose grain technique untuk menonjolkan serat alami kayu seperti kayu asem.
Hasilnya, produk tampak artistik dan bernilai seni tinggi, bukan sekadar peralatan rumah tangga biasa.
Baca juga: Itinerary Purworejo 3 Hari 2 Malam Bujet Rp 800 Ribuan, Nikmati Sederet Wisata Alam yang Menawan
Terinspirasi Aplikasi Visual
Dalam menciptakan bentuk dan desain, Oktafianti kerap mencari inspirasi dari aplikasi visual seperti Pinterest.
Namun, ia tidak meniru mentah-mentah, melainkan memodifikasi sesuai dengan bentuk dan karakter kayu yang tersedia.
"Kami pakai prinsip ATM: Amati, Tiru, Modifikasi," tuturnya.
Bahan baku kayu sendiri didapat dari penggergajian kayu di sekitar Purworejo.
Jenis-jenis kayu yang biasa digunakan antara lain kayu klengkeng, mangga, asem, dan suar.
Untuk produksi massal, Yukayu Craft biasanya langsung memesan ukuran dan jenis kayu sesuai kebutuhan.
Sementara untuk produk eksklusif, mereka sering menggunakan potongan kayu sisa dengan bentuk tak beraturan yang kemudian dikreasikan berdasarkan pola seratnya.
Adapun untuk proses produksi, dimulai dari pemilihan dan pemotongan kayu di penggergajian.
Setelah sampai di rumah produksi, kayu-kayu ini dipotong lagi sesuai ukuran, lalu dibentuk menggunakan mal desain.
Tahapan berikutnya adalah pengamplasan, pewarnaan sesuai permintaan pelanggan, finishing, dan akhirnya ditutup dengan top coat agar warna dan motifnya tahan lama serta aman digunakan.
Teknik pembakaran juga diterapkan dalam proses finishing untuk menghasilkan tampilan kayu yang lebih dramatis, seperti kesan batu purba.
Baca tanpa iklan