“Fasilitas pendukung, seperti WC juga ada tapi masih kurang, dan mau ditambahkan, begitu juga dengan kamar ganti,” katanya.
Tidak hanya itu, menurutnya, perlu adanya perbaikan akses jalan desa dari Pemerintah Daerah (Pemda) seperti pelebaran, atau setidaknya pengaspalan.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke lokasi wisata Desa Tumingki dapat menikmati fasilitas Saung Lanting.
Saung Lanting menjadi lokasi, bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati makan dan minuman yang dijual di sebuah warung terdekat.
Lokasi Saung Lanting di Desa Tumingki, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang berada jauh dari hiruk pikuk perkotaan, menjadikan sarana alternatif untuk dapat bersantai melepas penat untuk menikmati pemandangan alam atau bermain air, Senin (30/6/2025).
Baca juga: Harga Tiket Masuk Jatim Park 1 Terbaru Selama Libur Sekolah per Juli 2025
Saung Lanting dibangun oleh pengelola dari pihak desa setempat di atas aliran perairan Sungai Amandit Loksado berbahan bambu yang dibentuk sedemikian rupa, seperti sebuah rumah kecil yang telah dirakit.
Letaknya di atas air, pengunjung dapat menikmati makan sambil mendengar suara deruan dari air mengalir, bahkan bisa sambil tiduran. Terdapat tiga buah Saung Lanting.
Kepala Desa Tumingki, Muhammad Yadi menjelaskan, bagi pengunjung yang ingin menikmati Saung Lanting bisa menyewa sebesar Rp 25 ribu per satu jam, maksimal enam orang.
“Disini ada pedagang warung, menyediakan makanan seperti lalapan, nasi dan mie goreng yang dipesan, macam-macam gorengan dan minuman panas atau dingin,” terangnya.
Namun, bagi yang ingin bersantai selain di Saung Lanting bisa duduk di gazebo yang tersedia, tanpa ada biaya (gratis).
Tidak hanya potensi alam saja, saat berkunjung ke Loksado, wisatawan dapat menemukan Kampung Anggrek.
Sesuai namanya tersebut, terdapat banyak jenis bunga anggrek. Letaknya tepat berada di Desa Tumingki satu lokasi ketika berkunjung ke Saung Lanting.
Berbagai spesies anggrek di pusat konservasi di Desa Tumingki ini, baik anggrek hybrid maupun anggrek spesies khas Meratus ditangkarkan di pusat konservasi tersebut.
Kepala Desa Tumingki, Muhammad Yadi menjelaskan ada berbagai macam jenis anggrek yang dibudidayakan, seperti bulan, Bulbophyllum, Dendrobium dan sebagainya.
“Ada sekitar 50 jenis saat ini. Bagi yang berminat pengunjung juga dapat membelinya,” terangnya.