Satu ciri khas awal prosesi adalah pembunyian lonceng Kyai Brajanala sebanyak 12 kali, sebagai tanda dimulainya perjalanan spiritual mengelilingi benteng keraton.
Baca juga: 5 Hotel Bintang 3 Terbaik Dekat Stasiun Tugu Jogja untuk Staycation Akhir Pekan, Mulai Rp 180 Ribuan
Jadwal Mubeng Beteng Malam 1 Suro 2025
Tanggal: Kamis malam, 26 Juni 2025
Waktu Mulai: 23.00 WIB
Lokasi Awal: Bangsal Ponconiti, Kompleks Keben, Keraton Yogyakarta
Rangkaian Acara:
- Pembacaan tembang Macapat selepas salat Isya
- Pembukaan oleh abdi dalem keraton
- Kirab dimulai pukul 23.00 WIB hingga menjelang Subuh
Rute Mubeng Beteng 2025: Mengelilingi Benteng dengan Langkah Tapa Bisu
Prosesi Mubeng Beteng biasanya menempuh rute sejauh 4 hingga 5 kilometer, dengan arah berlawanan jarum jam sebagai lambang perjalanan spiritual penuh perenungan.
Berikut rute umum yang biasa dilalui peserta:
- Titik Awal: Bangsal Ponconiti, Keben (Pelataran Keraton Yogyakarta)
- Menuju Ngabean via Jalan Sultan Agung atau Jalan Agus Salim
- Melewati Pojok Beteng Kulon (sudut barat)
- Lanjut ke Plengkung Gading dan Jalan MT Haryono
- Menuju Pojok Beteng Wetan melalui Jalan Mayjen Sutoyo atau Wahid Hasyim
- Masuk ke Jalan Ibu Ruswo
- Kembali ke Alun-Alun Utara, lalu finish di Bangsal Keben
Rute bisa sedikit berbeda tergantung pengaturan tahun ini, misalnya memasuki wilayah Puro Pakualaman melalui Regol atau Jalan Brigjen Katamso.
Aturan dan Etika Mengikuti Mubeng Beteng
Meskipun terbuka untuk umum, peserta wajib mematuhi aturan berikut:
- Berpakaian sopan dan rapi (lebih disarankan mengenakan pakaian tradisional putih)
- Tidak mengenakan alas kaki
- Menjaga keheningan selama prosesi
- Tidak mengambil foto dengan flash
- Mengikuti arahan dari petugas keraton atau abdi dalem
Tradisi ini bukan ajang hiburan, tetapi perjalanan spiritual, sehingga penghormatan terhadap adat dan suasana sangat penting.
Mubeng Beteng sebagai Warisan Budaya Takbenda
Kini, Mubeng Beteng telah ditetapkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tradisi ini mencerminkan perpaduan antara nilai spiritual, sejarah kerajaan, dan kearifan lokal Jawa yang terus dijaga keberlangsungannya.
Tak hanya menjadi magnet wisata budaya, Mubeng Beteng juga menjadi momen refleksi bersama bagi warga Yogyakarta maupun wisatawan yang ingin merasakan nuansa berbeda dalam menyambut tahun baru Islam.
Ambar/TribunTravel