Desa Belibak terkenal akan legendanya yang merakyat hingga saat ini. Desa yang terdiri lima pulau itu dikisahkan menjadi satu tempat tinggal seorang pangeran asal Brunei Darussalam.
Kepala Desa Belibak, Marzuki menceritakan, kisah pangeran Brunei Darusalam menjadi asal-muasal penamaan wisata Pulau Pangeran.
Pada abad ke- 17, wilayah perairan Pulau Matak dikuasai oleh Dato Kaye Dewa Perkase, di mana mereka bermarkas di Gunung Kute.
Gunung Kute adalah kawasan perbukitan menjulang tinggi yang berada di Matak. Kawasan merupakan tempat yang sangat strategis untuk dapat melihat keluar masuknya kapal-kapal yang melintas.
Setiap kapal dan perahu para pedagang yang melewati wilayah kekuasaan Dato Kaya Dewa Perkasa akan dihampiri dan dirampas oleh anak buah sang datok.
Pada suatu hari satu perahu yang sedang merapat di Pulau Belibok dan diketahui oleh anak buah Datok Kaya Dewa Perkasa.
Mereka lantas melaporkan kejadian tersebut kepada penguasa wilayah itu. Dato pun dengan tegas memerintahkan anak buahnya untuk menjemput orang-orang yang berada di perahu tersebut untuk dibawa menghadap dirinya di Gunung Kute.
Seorang anak buah yang bernama Ki Batu sengaja ditinggalkan untuk dapat menjaga perahu tersebut.
Setelah sampai di Gunung Kute, rombongan pun bertemu dengan Dato Kaye Dewa Perkase.
Dato melihat seorang pemuda yang sopan dan berwibawa.
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Buat Liburan Sekolah: Surabaya–Lombok Mulai Rp 833 Ribu Tanpa Transit
Kemudian Dato meminta penjelasan dari pemuda tersebut, mengapa perahunya bisa sampai di Pulau Belibok.
Pemuda yang sopan itu pun menjelaskan, mereka berada dalam perjalanan dari Brunei Darusalam untuk memenuhi undangan dari Pangeran Johor Baharu Malaysia.
Namun, mereka mengalami badai laut dan cuaca hujan beserta angin kencang.
(TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)(TribunTravel.com/mym)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Pesona Pulau Pangeran Anambas, Masuk 10 Desa Kreatif di Indonesia
                           Baca tanpa iklan