Menu spesial atau event menu ini disajikan pada hari-hari tertentu sebagai bentuk eksplorasi kuliner khas daerah yang semakin langka.
Ini juga menjadi cara Gora memperkenalkan kekayaan rasa kepada generasi muda.
Saat ditanya apa yang membedakan Gora dari tempat nongkrong lainnya, Harry menyebutkan beberapa keunggulan secara rendah hati.
“Yang membedakan kita dengan kompetitor itu, dari segi tempat bisa dilihat ya. Gora ini parkirannya luas, segi kebersihan juga baik, tapi bukan berarti tempat lain nggak bersih ya,” katanya.
Baca juga: Itinerary Medan 3 Hari 2 Malam dari Pekanbaru untuk Solo Traveler, Bujet Rp 2,7 Juta Saja
Gora juga punya pemandangan yang menarik.
Terletak di dekat area persawahan, suasana di sekitarnya pun terasa lebih sejuk dan asri.
Hal ini tentu menjadi nilai tambah, terutama bagi mahasiswa rantau yang ingin merasakan kedamaian seperti di kampung halaman.
“Terus di dekat Gora ada persawahan, jadi pemandangannya lebih asri buat anak-anak rantau cocok lah,” tambahnya.
Tak hanya sebagai tempat makan dan minum, Gora juga menjadi ruang sosial.
Pengunjung tak hanya duduk dan menikmati makanan, tapi juga bisa bersantai sambil menikmati live music yang rutin digelar.
“Setiap Rabu dan Sabtu ada live music-nya, dan tanggal 12 April ini ada live music musisi Batak. Seperti Nabasa Trio,” ungkap Harry.
Gora hadir sebagai simbol bahwa budaya lokal bisa hidup berdampingan dengan modernitas.
Kafe ini bukan hanya tempat melepas penat, tapi juga ruang yang menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi.
Daftar Tempat Wisata Menarik di Medan yang Bisa Kamu Kunjungi:
Setelah bersantai di Gora, kamu juga bisa melanjutkan akhir pekan dengan berkunjung ke berbagai destinasi wisata menarik di Medan.
Baca tanpa iklan