Dalam sehari, Etik bisa memproduksi hingga 300 bungkus keripik tempe benguk.
Ada beberapa tahapan mengolah benguk hingga menjadi keripik tempe yang siap dipasarkan.
"Benguk mentah itu direbus, dikasih abu biar kulitnya hilang, direbus lagi, direndam satu malam," katanya.
Selanjutnya, benguk diiris tipis-tipis.
Satu biji benguk diiris manual menggunakan tangan.
Perlu tenaga ahli untuk melakukannya, sebab satu biji harus diiris menjadi 18 lembaran tipis.
Kemudian, irisan benguk itu dicuci lagi kemudian kembali direbus.
Lalu, irisan benguk kembali direndam selama satu malam setelahnya baru dicuci lagi.
"Kemudian direbus lagi baru ditiriskan hingga kering," jelasnya.
Baca juga: Panduan Rute Menuju Wisata Pantai Nampu di Desa Gunturharjo, Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah
Irisan benguk itu kemudian diberi ragi agar menjadi tempe.
Benguk yang sudah diberi ragi kemudian dibungkus agar mempercepat proses fermentasi.
"Ditunggu 2 hari 1 malam setelah jadi tempe baru bisa digoreng. Dari awal sampai siap dijual sekitar 5 hari harian, dari benguk. Semua dikerjakan dirumah," katanya.
Benguk yang sudah menjadi tempe itu kemudian digoreng menggunakan tepung basah yang sudah diberi bumbu rahasia racikan dia.
Proses penggorengannya dilakukan sebanyak dua kali menggunakan tungku kayu bakar agar panas minyak optimal sehingga keripik tempe benguk bisa renyah.
Dengan proses panjang itu, ia mengaku memiliki 7 orang karyawan yang memiliki tugas masing-masing dari mulai mengolah bahan mentah hingga mengemas keripik tempe benguk.