Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Batik Tulis Girilayu Karanganyar: Warisan Budaya yang Memikat dan Terus Berkembang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Batik Tulis Girilayu Melestarikan Tradisi dengan Sentuhan Modern.

TRIBUNTRAVEL.COM - Di kaki Gunung Lawu yang asri, tersembunyi Desa Girilayu, sebuah permata budaya di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Desa Girilayu tidak hanya dikenal sebagai tempat peristirahatan Pangeran Sambernyawa, tokoh besar dalam sejarah perjuangan Jawa, dan Presiden kedua RI, Soeharto. 

Baca juga: Harga Tiket Masuk Semar Edupark, Wisata Instagramable & Kids Friendly di Karanganyar

Batik Girilayu merupakan Warisan Sejarah dari Kadipaten Praja Mangkunegaran. (Tribun Shopping/ Andra)

Baca juga: Harga Tiket Masuk The Nice Park Karanganyar Terbaru 2025, Cek Lokasi dan Jam Buka

Lebih dari itu, Girilayu menjadi pusat seni dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun: batik tulis, sebuah mahakarya yang mencerminkan keindahan budaya Mangkunegaran.

Batik Girilayu bukan hanya sekadar kain bermotif, melainkan simbol identitas lokal, ekspresi seni, dan cerita sejarah yang hidup bersama masyarakat desa sejak berabad-abad lalu.

Baca juga: Itinerary Karanganyar 3 Hari 2 Malam dari Surabaya, Siapkan Bujet Rp 1 Jutaan Saja

Baca juga: 5 Tempat Wisata Terpopuler di Karanganyar, Jawa Tengah: De Tjolomadoe hingga Air Terjun Jumog

Jejak Sejarah Batik Girilayu: Dari Zaman Mangkunegara I

Tradisi membatik di Desa Girilayu berakar kuat pada sejarah Kadipaten Praja Mangkunegaran di Solo. 

Dimulai pada masa pemerintahan Mangkunegara I sekitar tahun 1775, membatik menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. 

Aktivitas ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan terhadap leluhur dan pelestarian budaya.

Motif-motif batik khas Girilayu, seperti Tugu Tri Dharma, tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna. Tugu Tri Dharma menggambarkan perjuangan dan semangat Pangeran Sambernyawa, pahlawan besar yang kisahnya melekat erat dalam sejarah desa ini.

Selain motif Tugu Tri Dharma, Girilayu juga memiliki pola-pola khas lainnya, seperti Wahyu Tumurun, Sidomukti, dan Semen Rama, yang menjadi representasi nilai-nilai luhur Jawa seperti kebijaksanaan, kehormatan, dan keberanian.

Proses Pembuatan Batik Tulis Girilayu: Antara Seni dan Kesabaran

Satu daya tarik utama Batik Girilayu adalah proses pembuatannya yang sepenuhnya manual, menggunakan teknik tradisional dengan canting. 

Proses ini mencerminkan dedikasi para pengrajin yang mempertahankan metode kuno dalam menciptakan karya seni bernilai tinggi.

Setiap kain batik membutuhkan waktu pengerjaan yang berbeda, tergantung pada tingkat kerumitan motifnya. 
Motif-motif sederhana biasanya memakan waktu sekitar satu hingga satu setengah bulan untuk diselesaikan, sementara motif yang lebih kompleks, seperti Wahyu Darmono, dapat memakan waktu hingga tiga bulan.

Penggunaan bahan alami, seperti lilin malam untuk membuat pola dan pewarna alami untuk memberikan sentuhan akhir, menambah nilai estetika dan keberlanjutan dari batik ini.

Baca juga: DGondangrejo Resto & Resort, Tempat Wisata Baru di Exit Tol Gondangrejo, Karanganyar, Jateng

Halaman
1234