Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Puncak Beliung di Sekupang, Batam, Kepri Disebut Hutan Paling Instagramable, Intip Daya Tariknya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu arena bermain yang memacu andrenalin di Puncak Beliung, Sekupang, Batam.

Untuk melindunginya dari pengrusakan dan tetap lestari, maka dibuatlah konsep wisata hutan.

Hitung-hitung juga memberikan nilai tambah pada hutan.

Ide menyulap hutan Puncak Beliung menjadi kawasan wisata pada 2020 lalu mendapatkan dukungan dari Dinas Kehutanan Kota Batam.

Suasana Puncak Beliung, terlihat beberapa warga sedang mengabadikan momentnya di Puncak Beliung, Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Batam, Minggu (27/12/2020). (TRIBUNBATAM.id/Muhammad Ilham)

Maka jadilah hutan wisata Puncak Beliung yang tampil instagramable.

Jadi, pengunjung yang datang tidak hanya memuaskan dahaga akan wisata, tapi juga mendapatkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan.

"Hutan perlu dijaga dan tetap lestari, nah salah satunya dengan menyulapnya menjadi tempat wisata. Para pengunjung sekalian mendapatkan edukasi mengenai pentingnya hutan bagi kehidupan,"ucap Satria.

Hutan wisata Puncak Beliung dibuka untuk umum setiap hari, mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.

"Kita buka dari jam 6 pagi untuk area wisata bawah, dan tutup sampai jam 9 malam untuk area puncak, namun tergantung jumlah pengunjungnya, kalau ramai bisalah lewat sedikit," ucap Satria.

Baca juga: Wisata Sejarah, Kunjungi Camp Vietnam Pulau Galang di Batam, Kepri yang Punya Daya Tarik Tersendiri

Salah satu keasyikan dan keseruan berwisata ke kawasan hutan wisata Puncak Beliung yakni mendapatkan latar foto yang instagramable.

Namun untuk ke puncak, Anda harus menyusuri jalan setapak, menaiki tahap demi tahap jalan kecil berliku yang kiri kanannya ditumbuhi semak-semak dan pepohonan.

Jika Anda pernah mendaki gunung, persis suasana itulah yang Anda akan rasakan.

Selama mendaki puncak Beliung, Anda akan merasakan adrenalin Anda berpacu dan merasakan nuansa berbeda.

Seorang pengunjung bernama Renal mengatakan, saat menyusuri jalan setapak mendaki puncak, ia merasakan seperti di bawah ke suasana lain.

Seolah-olah ia terlempar keluar dari hiruk pikuk Kota Batam dan berada tengah hutan rimba margasatwa.

"Kayak seolah kita itu tidak sedang berada di Batam, di sebuah tempat yang jauh, di tengah hutan rimba. Asyik sih, ada sedikit tegangnya juga karena harus masuk lorong dan jalan kecil, maklumlah kebanyakan hidup di tengah keramaian, pagi kerja pulang malam setiap hari ketemunya gedung-gedung, motor dan mobil, begitu masuk hutan, serasa lain rasanya," katanya.

Halaman
1234