Masjid yang dibangun pada 2007 silam itu didirikan di atas lahan seluas 15.500 meter persegi dengan arsiteknya bernama Both Sudargo.
Masjid ini dibangun saat zaman Bupati Natuna, Daeng Rusnadi. Bangunannya menyerap berbagai model arsitektur, seperti Taj Mahal di India dengan khas sungai di area depan masjid dan juga tiang menara masjid yang berdiri kokoh.
Kemudian dipadukan dengan arsitektur Masjid Nabawi di Madinah, masjid yang ada di Cordoba Spanyol, serta ukiran-ukiran kaca patri khas Turki.
Masjid megah ala Timur Tengah ini dibangun di bawah kaki Gunung Ranai.
Sehingga perwujudan masjid terlihat sangat indah nan megah.
Masjid yang memiliki sungai di pintu masuknya, jika dilihat dari pinggir jalan Datuk Kaya Wan Moh Benteng itu hampir menyerupai Taj Mahal di India.
Di atas masjid terdapat satu kubah utama yang warnanya didominasi hijau dan kuning telur dalam motif kubisme yang simetris.
Seluruh bentuk permukaan kubah dibentuk dari bahan enamel anti karat.
Baca juga: Sunrise Land Lombok, Tempat Camping Seru di NTB, Cek Harga Tiket Masuknya
Masjid berbentuk persegi dengan warna dominan putih ini juga memiliki empat menara, yang di atasnya ada ornamen kecil berwarna hijau keemasan.
Warna-warna itu dipilih dan dilambangkan sebagai simbol qur'ani.
Selanjutnya, di bawah kubah utama terdapat enam kubah berukuran lebih kecil yang menempel bersusun simetris yang menandakan enam rukun iman bagi umat Islam.
Sedangkan 12 kubah lainnya yang berada di bawahnya, melambangkan tanggal kelahiran nabi besar Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiulawal.
Pemandangan luar masjid juga dilengkapi dengan empat menara di keempat sisinya dengan ketinggian 17 meter.
Itu dimaknai dengan jumlah rakaat salat lima waktu dalam sehari.
Sementara empat menara itu disimbolkan sebagai makna empat sahabat Rasulullah SAW atau Khulafaur Rasyidin.
Baca tanpa iklan