TRIBUNTRAVEL.COM - Desa Wisata Tiworiwu yang terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini meraih juara 3 dalam kategori Daya Tarik Wisata pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Prestasi ini menjadi kebanggaan bagi desa tersebut dan juga bagi sektor pariwisata di NTT.
Desa Wisata Tiworiwu dikenal dengan keindahan alamnya yang masih alami, serta berbagai atraksi budaya yang menarik.
Baca juga: Jauh dari Keramaian, Desa Wisata Manubhara di Ngada NTT Cocok untuk Healing saat Akhir Pekan
Keberhasilan Desa Tiworiwu meraih posisi ketiga ini tidak terlepas dari potensi desa yang luar biasa dalam hal daya tarik wisata, yang mencakup wisata alam, budaya, dan keunikan lokal yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
Ada banyak alasan kenapa desa wisata ini cukup menonjol.
Seperti keindahan alamnya, wisata budaya, keterlibatan masyarakat, hingga pengelolaan yang berbasis komunitas.
Dengan prestasi ini, Desa Wisata Tiworiwu semakin dikenal sebagai destinasi wisata unggulan di Nusa Tenggara Timur dan diharapkan dapat terus berkembang, memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, serta mempromosikan keberagaman budaya dan alam Indonesia.
Baca juga: Pesona Desa Wisata Keligejo di Ngada NTT yang Tawarkan Pengalaman Liburan Menarik
Program ADWI 2024 ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang diikuti 6.016 desa wisata di seluruh Indonesia.
Setelah melalui proses kurasi oleh dewan juri, diperoleh 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2024, salah satunya Desa Wisata Tiworiwu.
Kali ini desa yang berada di kaki Gunung Inerie berada di posisi ketiga, sementara posisi pertama diraih Desa Wisata Batu Lintang, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan posisi kedua diraih Desa Wisata Cemaga Tengah, Natuna, Kepulauan Riau.
Desa Wisata Tiworiwu satu-satunya desa wisata di NTT yang memenangkan penilaian ADWI 2024 untuk kategori daya warik wisata, yang paling populer adalah Kampung Adat Bena.
Baca juga: Mengunjungi Desa Wisata Belaraghi di Aimere, Ngada NTT, Turis Bisa Ikuti Tradisi Menarik
Kampung Adat Bena merupakan kampung megalitik tertua yang masih lestari di Kabupaten Ngada.
Kampung ini tepat di kaki puncak kedua tertinggi di Pulau Flores.
Di kampung itu, masyarakatnya masih melestarikan rumah adatnya dan tinggal di sana.
Mereka juga menyimpan peninggalan simbol adat seperti megalit dolmen, menhir, dan punden berundak yang berusian ratusan tahun.