Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Mengunjungi Desa Wisata Belaraghi di Aimere, Ngada NTT, Turis Bisa Ikuti Tradisi Menarik

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi dan budaya di Desa Wisata Belaraghi di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

TRIBUNTRAVEL.COM - Nusa Tenggara Timur tak hanya terkenal dengan wisata bahari saja, tapi juga ada desa wisata.

Seperti salah satunya Desa Wisata Belaraghi.

Desa Wisata Belaraghi merupakan desa wisata yang terletak di Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa Wisata Belaraghi ini cukup menarik untuk dikunjungi.

Baca juga: Menelusuri Wisata Hidden Gem Pantai Kokang di Flores Timur NTT, Pecahan Ombak Besar Jadi Daya Tarik

Meski bukan wisata bahari, tapi pesona Desa Wisata Belaraghi bisa membuatmu takjub.

Alam yang masih asri dengan suasana menyejukkan begitu terasa di sana.

Pesona Desa Wisata Belaraghi Bukti Peradaban Masa Lalu yang masih Terjaga (net dari Tribunnews.com)

Apalagi tempat wisata ini jauh dari perkotaan.

Desa Belaraghi berjarak kurang lebih satu jam perjalanan dari pusat kabupaten. 

Desa Belaraghi menjadi salah satu tempat wisata yang cukup populer di kawasan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Pantai Waijarang, Tempat Wisata Andalan di Pulau Lembata NTT dengan Pasir Putih Berkilauan

Pemukiman

Desa Belaraghi terletak di lereng Bukit Belaraghi, dari sinilah desa ini memiliki nama itu. 

Awalnya desa ini terletak di puncak Bukit Belaraghi, namun pada 1950-an desa ini mengalami kebakaran hebat yang membuat desa ini akhirnya dipindahkan ke lereng.

Meskipun sudah direlokasi tetapi lokasi desa lama masih kerap dikunjungi oleh wisatawan, atau sering disebut dengan Desa Belaraghi Lama.

Akses jalan ke desa ini juga terbilang cukup sulit, karena desa jalanan di desa ini masih berbatu, menanjak dan belum beraspal. 

Baca juga: Berpetualang ke Alor NTT, Bisa Kenalan dengan Mawar Si Duyung yang Viral & Bersahabat

Kesulitan medan membuat kendaraan roda empat tidak bisa melaluinya, sehingga turis harus berjalan kaki untuk mencapai desa ini. 

Halaman
1234