Mengenal Gunung Gandang Dewata
Gunung Gandang Dewata resmi ditetapkan sebagai Taman Nasional ke-53 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), melalui keputusan bernomor SK.773/MENLHK/Setjen/PLA.2/10/2016, tanggal 3 Oktober 2016.
Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE), penetapan Taman Nasional Gunung Gandang Dewata dideklarasikan pada tanggal 5 April 2017 dengan luas 183.078 hektar.
Kawasan Taman Nasional ini membentang dari empat kabupaten Sulawesi Barat, yakni Mamuju, Mamuju Utara, Mamuju Tengah dan Mamasa.
Dikutip dari laman website Desa Tampak Kurra, Taman Nasional Gandang Dewata merupakan salah satu wilayah yang dilalui Garis Wallace, yang memisakan wilayah geografi hewan Asia dan Australasia.
Menurut catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2013, terdapat 417 jenis burung di Sulawesi dengan 116 di antaranya adalah endemik atau asli di wilayah tersebut.
Baca juga: Gunung Seureuh di Bogor, Jawa Barat: Cek Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Buat Camping
Adapun jenis satwa yang hidup di taman nasional ini antara anoa, elang Sulawesi, burung rangkong, alap-alap, katak endemik, dan kadal yang kemungkinan besar adalah jenis baru.
Sementara itu untuk jenis tumbuhan, terdapat rotan, kalpataru, uruh, dan berbagai jenis anggrek nan cantik.
Menurut penelusuran tim LIPI, ditemukan tumbuhan dari suku Melastomateceae dari marga Medinilla, Sonerila, Astronia, Dissochaeta, Melastoma dan Creochiton.
Ada juga 11 jenis tumbuhan dari suku Gesneriaceae dari marga Aeschynanthus, Agalmyla dan Cyrtandra, yang seluruhnya merupakan endemik Sulawesi.
Dilansir dari Tribun-Timur.com, jalur menuju puncak gunung tersebut dapat terbilang cukup ekstrem.
Akan tetapi, jalur yang terjal dan curam justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki yang ingin menguji nyali.
Baca juga: Pesona Gunung Seureuh di Desa Sadeng, Leuwisadeng, Bogor, Jawa Barat: Spot Terbaik Nikmati Sunrise
Untuk menuju puncak, para pendaki dapat melalui dua jalur yakni lewat jalur Paku, Kecamatan Tabulahan dan jalur Rante Pongko, Kecamatan Mamasa.
Masing-masing jalur memiliki 10 pos pendakian yang bisa menghabiskan hingga tujuh hari perjalanan.
Jalur cukup ekstrem terdapat di antara pos 6 dan 7 jika melalui jalur Paku.