Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mata Lokal Travel

Mengunjungi Museum Tsunami Aceh di Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Cek Jam Buka & HTM

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu sudut wisata Museum Tsunami Aceh di Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh.

Harga tiket untuk anak-anak, pelajar, dan mahasiswa sebesar Rp 3.000, Rp 5.000 untuk umum dan orang dewasa, serta Rp 15.000 untuk turis mancanegara.

Baca juga: Jadi Lokasi Cabang Olahraga Dayung PON 2024, Intip Pesona Waduk Keuliling di Aceh Besar, Aceh

Museum beroperasi setiap hari, kecuali Jumat, mulai pukul 09.00-16.00 WIB.

Tampak bangunan Museum Tsunami Aceh yang berada di Jl. Sultan Iskandar Muda No 3, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. (SERAMBINEWS.COM/GINA ZAHRINA)

Setelah membayar tiket, saat pertama kali masuk, perjalanan ini akan dimulai dari menyelusuri Lorong Tsunami, di mana atmosfer gelap dan suara gemuruh air mengiringi langkah kita, menggambarkan betapa dahsyatnya tsunami yang menghantam Aceh. 

Suasana di lorong ini terasa dramatis, seakan-akan kita berada di tengah-tengah bencana. 

Suara gemuruh air yang menggema di sepanjang lorong memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kekuatan alam yang tak terelakkan, menghadirkan sensasi ketegangan yang mendalam.

Setelah melewati lorong tersebut, kita akan tiba di Ruangan Renungan Hall, sebuah tempat yang menawarkan suasana lebih hening dan khusyuk. 

Di sini, para pengunjung dapat meluangkan waktu untuk merenung dan mengenang mereka yang menjadi korban dalam bencana tersebut.

Baca juga: Uniknya Air Terjun Jambur Lateng di Deleng Pokhkisen, Aceh Tenggara, Aceh, Ada 7 Tingkat

Di ruangan ini, kita akan disuguhkan dengan ilustrasi besar yang menggambarkan peristiwa tsunami, menciptakan suasana refleksi yang mendalam bagi pengunjung. 

Kesunyian yang tercipta di ruangan ini memberi ruang bagi setiap orang untuk menghormati dan mengenang mereka yang telah tiada.

Selanjutnya pengunjung diajak ke ruang Sumur Doa, sebuah tempat yang sunyi namun penuh haru. 

Di sini, dinding-dindingnya dipenuhi dengan nama-nama korban tsunami. 

Suasana yang redup dan sempit membuat kita merenungkan betapa banyaknya nyawa yang hilang. 

Namun, ada sedikit cahaya yang masuk dari langit-langit, seolah memberikan harapan di tengah kesedihan. 

Ini menjadi awal perjalanan emosional bagi siapa pun yang mengunjungi museum.

Penampakan salah satu sisi lorong tsunami di Museum Tsunami Aceh. (SerambiNews/Gina Zahrina)

Kemudian, pengunjung diajak masuk ke Ruangan Kebingungan, yang merepresentasikan kekacauan dan ketidakpastian yang dirasakan oleh masyarakat saat tsunami terjadi. 

Halaman
1234