"Yang ditawarkan keindahan alam di Puncak Bukit Semar apalagi saat sunrise, pemandangannya luar biasanya dengan view Gunung Anjasmoro," imbuhnya.
Ia mengatakan, pendakian Bukit Semar saat ini resmi dikelola Tahura Raden Soerjo dan Pemdes Desa Dilem.
Asal usul Bukit Semar mulai digunakan untuk pendakian namun tidak resmi pada tahun 2018.
Awalnya, mayoritas pemuda Karang Taruna Desa Dilem memiliki kecintaan terhadap pendakian gunung atau pencinta alam.
Pemuda Karang Taruna akhirnya membuka jalur dan memiliki lokasi puncak yang dapat digunakan untuk ngecamp.
"Dinamakan Bukit Semar karena bentuknya menyerupai Semar Turu (tidur) dan ketinggiannya 933 meter di atas permukaan laut sehingga dinamakan pendakian bukit," jelasnya.
Ia mengungkapkan seiring perjalanan Pemdes dan Tahura berupaya untuk menjadikan kawasan Bukit Semar sebagai wisata.
Pendakian Bukit Semar akhirnya resmi dijadikan wisata yang bekerjasama dengan Tahura pada 2023.
"Jadi eksplorasi sudah mulai 2018 itu namun legalitas wisata resmi pendakian Bukit Semar baru diterima pada 16 Mei tahun 2023. Untuk registrasi sepenuhnya dikelola Tahura dan parkiran oleh Karang Taruna Desa Dilem," bebernya.
Baca juga: Kunjungi Kolam Renang Atas Awan, Tempat Wisata Unik di Desa Jembul, Jatirejo, Mojokerto, Jatim
Terdapat sumber mata air
Diungkapkan Heru, wisatawan dapat menikmati sumber mata air di Sendang Nambi yang airnya bisa langsung dikonsumsi.
Lokasi Sendang Nambi ada di Pos 1 mengarah ke Pos 2.
"Itu airnya layak konsumsi tanpa direbus sudah dites. Hanya ada satu mata air di Sendang Nambi itu. Kalau lintasan pendakian cocok untuk pendaki pemula tidak terlalu menanjak yang cukup menanjak menuju pos 2 itu sampai menuju puncak," jelasnya.
Ia menargetkan dengan memperkuat kolaborasi dengan Tahura, Pemdes dapat menjadikan Desa Dilem sebagai desa wisata.
Keberadaan wisata Bukit Semar tentu sangat bermanfaat dapat mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.