Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kontroversi Sewa Go-Kart di Tokyo: Turis Asing Ditangkap karena SIM Tidak Valid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi turis asing yang mengendarai go kart di jalanan Tokyo Jepang

Pemilik perusahaan, yang kabarnya mengetahui ketidakabsahan SIM tersebut, tidak berada di kantor pada saat penyewaan terjadi. 

Namun, jaksa menuntut hukuman berat, karena pemilik dianggap lalai memberikan instruksi kepada stafnya untuk memeriksa SIM secara tepat dan menolak permintaan sewa jika tidak memenuhi syarat.

Lainnya - Sejumlah kota di Jepang tengah mengalami overtourism.

Satu di antaranya Kyoto Jepang.

Kuil Kodaiji di Kyoto Jepang yang mengeluarkan keluhan kepada turis yang datang. (Flickr/Chris Gladis)

Kyoto saat ini menjadi satu kota di Jepang yang paling banyak dikunjungi.

Akibatnya beberapa masalah harus dihadapi kyoto.

Terbaru, keluhan datang dari Kuil Kodaiji di distrik Higashiyama, Kyoto.

Dilansir dari soranews, Kuil Kodaiji didirikan pada 1606 oleh Nene, janda Toyotomi Hideyoshi, satu dari tiga penguasa samurai besar yang mengakhiri perang saudara Jepang selama berabad-abad pada masa Sengoku. 

Selain arsitektur dan karya seni yang memiliki nilai sejarah, Kuil Kodaiji memiliki taman lumut yang indah dan jalur jalan setapak yang estetik.

Sayang keindahan taman di Kuil Kodaiji dirusak oleh sejumlah wisatawan yang membuang puntung rokok, wadah minuman, dan stik es krim di atas batu dan di belakang bangunan, menurut pendeta kepala Koin Aoyama.

“Bahkan jika kita mencoba membersihkan sampah, [area] tidak pernah bersih,” keluh Aoyama, yang jelas frustrasi dengan para pembuang sampah sembarangan serta orang-orang yang datang dengan fotografer profesional untuk pemotretan, sesuatu yang sekarang dilarang oleh kuil karena kerusakan yang disebabkan pada tempat tersebut dan ketidaknyamanan bagi tamu lain, dan yang mana pemberitahuan tertulis multibahasa dipasang tentang hal itu. 

Keindahan jalan setapak di Kuil Kodaiji Kyoto Jepang jadi rusak gegara ulah wisatawan yang buang sampah sembarangan. (Flickr/hslo)

Aoyama mengatakan dia telah mencoba memperingatkan orang-orang secara lisan jug.

Namun wisatawan menunjukkan gestur tidak mengerti bahasa Jepang. 

Dia kemudian mencoba menjelaskan masalah tersebut dalam bahasa Inggris, katanya, hanya saja mendapat reaksi yang sama, bahwa mereka tidak dapat memahami apa yang dia katakan.

Jepang, secara umum, menyadari bahwa ada sejumlah poin penting dalam etiket Jepang yang mungkin tidak langsung terlihat oleh wisatawan mancanegara, dan sebagian besar penduduk setempat bersedia mengabaikan kesalahan yang tidak berbahaya dan berfokus pada perasaan positif orang-orang dari belahan dunia lain yang tertarik pada budaya mereka. 

Namun, membuang sampah sembarangan merupakan pelanggaran mendasar terhadap kesopanan.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan membuat penduduk lokal menjadi kurang ramah terhadap turis.

Jadi buat traveler yang merencanakan liburan ke Jepang, jangan lupa buat selalu menjaga kesopanan dan kebersihan.

Buang sampah di tempatnya dan patuhi peraturan yang ada di sana.

Ambar/TribunTravel