Pemerintah Kabupaten, misalnya, pada tahun 2014 membangun pagar keliling mengikuti garis pantai Waijarang.
Dibangun juga pintu masuk selebar 4 meter meski belum dijaga petugas untuk menarik retribusi.
Total kawasan yang ditata Pemkab di Waijarang mencapai 9.116 meter persegi.
Dibangun pula 15 unit rumah lopo.
Selain itu, juga dibangun fasilitas mainan anak, seperti 8 unit prosotan dan 5 unit ayunan.
Persoalannya, kini rumah lopo dan fasilitas lain di pantai itu tidak terawat.
Rumah itu tampak rusak di bagian pintu, jendela, dan atap.
Belum lagi, ada aksi vandalisme di semua bangunan.
Jadi, dibutuhkan kembali upaya kuat untuk 'memoles' Pantai Waijarang.
Destinasi pendukung sekira 2 kilometer ke arah timur dari Pantai Waijarang, Pemkab Lembata juga menata bukit setinggi 50 meter di atas permukaan laut.
Pada puncak bukit dibangun pelataran yang dilengkapi tempat duduk.
Dari pelataran itu, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan pesisir, Pulau Adonara beserta Gunung Boleng yang menjulang tinggi.
Di depan pelataran dibangun sebuah tugu beton bertuliskan, ”LOVE”, yang dicat warna keemasan.
Tugu itu setinggi 4 meter dari puncak bukit itu.
Di samping tugu ”LOVE” dibangun tulisan dengan huruf besar ”LEMBATA” berwarna merah.
Tugu Love dan Lembata ini bahkan terbaca dari jarak 700 meter, yang dibangun dengan anggaran Rp 1,4 miliar.