Oleh karenanya, kawasan itu dibuat dengan konsep masa lalu dengan banyak arca dan candi.
“Bangunannya kalau dilihat ini bernuansa kerajaan. Kerajaan Majapahit dan Singosari. Itu maksud saya pertama sebagai kawasan wisata itu harus tampil beda. Mengapa kita pilih Kerajaan Majapahit dan Singosari, yang pertama untuk mengenang kejayaan kerajaan di zaman dulu yang sampai menguasai luar negeri,” katanya.
“Dan itu membanggakan bagi kita semua. Nenek moyang kita sangat jaya. Kita menghargai dengan mengenang Kejayaan Majapahit dan Singosari.
Kedua untuk pembelajaran anak sekolah. Ada patung-patung yang saya sendiri juga tidak hafal. Makanya Kementerian Pariwisata itu menamakan ini sebagai wisata edukasi. Karena bagus sekali untuk pembelajaran sejarah,” jelasnya.
Yogi mulai membangun kawasan lembah itu pada awal 2015.
Tiga tahun kemudian, kawasan itu dibuka untuk wisatawan.
Meskipun, pembangunan di kawasan wisata itu masih berlangsung.
Meski masih baru, kawasan itu sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Lembah Tumpang berlokasi di Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Tidak sulit untuk menemukan lokasi wisata lembah tersebut.
Saat memasuki Desa Slamet di Kecamatan Tumpang, pengunjung akan dipandu dengan petunjuk jalan.
Lokasi wisata berada sekitar 2 kilometer dari arus utama Kecamatan Tumpang.
HRD Lembah Tumpang, Wahyu Dwi mengatakan, lokasi wisata itu menyajikan suasana yang tenang dengan nuansa kerajaan yang diapit oleh tebih dengan pepohonan yang rindang.
“Lembah Tumpang memang buat penasaran. Letaknya terpencil, tapi tempatnya luas biasa,” katanya.
Harga tiket masuk ke lokasi itu sebesar Rp 60.000.
Baca tanpa iklan