Sungai kecil mengalir di lembah yang diapit oleh tebing yang rimbun dengan pepohonan.
Keberadaan sungai itu menambah asrinya nuansa alami.
Di bagian belakang, berdiri repelika arca dengan ukuran besar yang diberi nama Arca Suhartini.
Arca itu dibangun di ketinggian yang di belakangnya terdapat tebih yang hijau.
Untuk mencapai arca tersebut, dibangun anak tangga.
Tidak jauh dari arca, berdiri replika Candi Borobudur.
Di lokasi itu juga terdapat kolam renang yang juga dikelilingi oleh patung.
Di salah satu sudut tebing yang di bawahnya terdapat kolam ikan, berdiri patung seorang puteri dengan mahkota di kepalanya.
Seluruh replika itu membuat kawasan tersebut seperti kota masa di lalu.
Pemilik Lembah Tumpang, Yogi Sugito mengatakan, lokasi wisata itu dibangun dengan konsep kejayaan kerajaan masa lalu.
Yakni Kerajaan Singosari yang berpusat di Malang dan Kerajaan Majapahit yang menguasai Nusantara.
Awalnya lembah itu tidak berfungsi. Pemilik lahan tidak bisa memanfaatkannya karena berlumpur.
Sedangkan, sumber air terus mengalir dari tebing yang mengapit lembah tersebut.
“Jadi saya menemukan lahan Lembah Tumpang ini awalnya berupa lahan terlantar. Lahan tidak difungsikan oleh pemilik karena lumpur. Tapi saya melihat banyak sumber air di kanan kiri tebing dan air itu setelah saya analisakan di lab, hasilnya jernih dan bagus sekali. Dengan potensi sumber air yang jernih itu saya beli, saya bangun banyak pemandian dan beberapa saya gunakan untuk kolam ikan,” ujar dia dilansir dari Kompas.com.
Yogi mengatakan, selain untuk wisata alam, dirinya juga ingin membangun wisata edukasi.
Baca tanpa iklan