Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Jeruk Keprok

Jeruk Keprok Jadi Oleh-oleh Paling Dicari di Gayo Aceh, Cek Harga dan Tempat Belinya

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jeruk keprok yang cocok jadi oleh-oleh dari Tanoh Gayo, Aceh Tengah, Aceh.

Untuk harga Jeruk Keprok ini dibanderol sekitar 35.000/kg.

Di sisi lain, menurut salah satu pembeli, Mahfud, Jeruk Keprok sudah sedikit langka.

"Terkadang kalau kita cari khusus di luar musim itu sulit untuk ditemukan," kata Mahfud.

"Misalnya mau dibawa untuk oleh-oleh ke kampung kadang kita harus melihat dulu musimnya," jelasnya.

Baca juga: Serunya Belanja Kerawang Gayo, Oleh-oleh Handmade Khas Aceh yang Bernilai Seni Tinggi

Sejarah dan keunggulan jeruk keprok Gayo

Jeruk Keprok Gayo sudah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Tanoh Gayo. 

Pohon jeruk ini tumbuh subur di dataran tinggi Gayo yang sejuk yaitu diwilayah Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Kondisi alam yang mendukung inilah yang membuat rasa jeruk keprok Gayo berbeda dari jeruk lainnya.

Cita rasa yang dihasilkan lebih segar, manis, dan sedikit asam, menjadikannya favorit di kalangan pencinta buah-buahan.

Keunggulan lain dari jeruk keprok Gayo adalah ukurannya hampir sebesar kepalan tangan orang dewasa dan kulitnya yang relatif mudah dikupas.

Warna kulit perpaduang hijau dan oranye cerah membuatnya tampak segar dan menggoda. 

Penjual jeruk keprok di lintas jalan Takengon-Bireuen (SerambiNews/CUT EVA MAGFIRAH)

Baca juga: Alat Musik Gambus Melayu Bisa Jadi Oleh-oleh Unik Khas Pekanbaru, Segini Harganya

Kandungan vitamin C yang tinggi menjadikan buah ini tidak hanya lezat, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan, terutama dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Untuk asal-usulnya, salah satu pakar Wiknyo menceritakan bahwa jeruk keprok Gayo ini pertama kali diperkenalkan oleh pengusaha kebun kopi Belanda yang di tanamnya di perkarangan rumah di Kawasan Desa Berkendal dan Redines.

Beranjak dari hanya tanaman perkarangan, jeruk keprok Gayo ini kemudian mulai dibudidayakan di Kawasan Desa Blang Kolak I dan Blang Kolak II, Kota Takengon pada awal 1940 mulai dibuat pembibitan di komplek SMPN 1 Takengon.

Selain itu, tanaman jeruk ini umumnya dibudidayakan secara tumpang sari bersama dengan tanaman kopi, yang sudah terkenal di Tanoh Gayo. 

Halaman
1234