"Maka dari itu, tahun 2019 Saya mendirikan Tahu Gila Gatsu. Pertamanya saya buka di Gatsu Timur, di depan Clandys, trus sekarang pindah ke Suli," jelas Eri.

Baca juga: Berburu Oleh-oleh Barang Vintage di Pasar Antik Cikapundung, Bandung, Jawa Barat

Kesukaan Eri terhadap tahu bukan hanya sekadar hobi, namun telah berubah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Ia bahkan bisa menjual hingga lima cetakan tahu per hari, yang masing-masing cetakan dapat menghasilkan ratusan tahu krispi.

"Saya tidak menyangka bahwa kesukaan saya terhadap tahu ini bisa membawa kesuksesan pada diri saya," tambah Eri.

Salah satu kunci keberhasilan Tahu Gila Gatsu adalah platform penjualan online.

Menurut Eri, sekitar 80 persen dari total penjualan mereka datang melalui aplikasi daring seperti Gojek dan Grab.

"Hampir 80 persen orderan kita itu datang dari online, bahkan sempat ada yang pesan dari jauh seperti Nusa Dua, Canggu, dan Kuta," ujar Eri.

Hal ini membuktikan bahwa produk olahan tahunya telah menjangkau banyak pelanggan dari berbagai wilayah, tidak hanya di sekitar Denpasar.

Baca juga: Berburu Barang Antik di Pasar Klithikan Imogiri, Cocok Buat Oleh-oleh Liburan dari Jogja

Proses pembuatan tahu crispy di Tahu Gila Gatsu pun memiliki teknik tersendiri.

Eri lebih memilih tahu jawa sebagai bahan utama karena karakteristiknya yang kopong di dalam.

"Tahu Jawa lebih krispi kalau digoreng karena bagian dalamnya yang kopong," jelasnya.

Setelah tahunya dipotong-potong kecil, tahu tersebut dilumuri tepung, digoreng hingga garing, kemudian ditiriskan sebelum ditaburi bumbu sesuai pesanan pelanggan.

Proses terakhir adalah 'shake' untuk memastikan bumbunya merata sempurna di setiap potongan tahu.

Namun, di balik kesuksesan ini, Eri juga menghadapi berbagai tantangan.

Salah satunya adalah cuaca, terutama di musim hujan.