"Kita waktu itu mengawali menanam kelengkeng tapi hasilnya tidak sesuai, sampai akhirnya kita mengundang narasumber yang berkompeten agar hasil tanaman yang kita hasilkan bagus," jelasnya.
Baca juga: Gunung Gamkonora Halmahera Jadi Spot Pendakian Favorit di Maluku
Konsultasi tersebut membuat Supri dan Kelompok Tani di di Desanya mengembangkan tanam pohon kelengkeng itoh super.
Mereka mencoba menerapkan teknologi pertanian dengan sistem okulasi hingga satu batang tanaman lengkeng memiliki buah lengkeng beragam.
Sekaligus memanfaatkan tanaman kelengkeng yang 2 tahun sebelumnya pernah ia tanam.
Karena melihat potensi yang ada, akhirnya kelengkeng tersebut juga ditanam di tanah pekarangan milik warga sehingga hampir setiap warga memiliki tanaman kelengkeng di pekarangan rumahnya.
Seiring berjalannya waktu, kini Supri juga mengembangkan ke sektor peternakan yakni lebah madu.
Untuk menarik pengunjung, Kelompok Tani Hutan Sarana Makmur menawarkan beberapa paket eduwisata.
Selain wisata petik buah, ada juga paket eduwisata yang ditawarkan dimulai dari Rp 5 ribu per orang, yakni wisata tanaman, sedangkan jenis tanamannya disesuaikan dengan permintaan pengunjung.
Kedua paket UMKM Rp 7 ribu per orang, dengan paket tersebut pengunjung dapat melihat sekaligus merasakan langsung hasil olahan UMKM di desa setempat yakni produksi tortilla jagung.
Yang ketiga adalah paket lebah madu senilai Rp 5 ribu per orang, paket tersebut memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melihat proses produksi lebah madu klanceng atau lebah mellifera.
Pengunjung juga bisa melihat proses budi daya serta memegang lebah sekaligus mencicipi madu secara langsung.
Selain itu, bagi ada juga sapi yang disewakan bagi pengunjung yang ingin berkeliling desa sambil menunggang sapi.
"Kalau pengunjung berminat, juga bisa menunggang sapi keliling desa dengan biaya Rp 50 ribu per satu ekor setiap 30 menit," ungkapnya.
Baca juga: Cara ke Tebet Eco Park Naik KRL dan TransJakarta, Cek Juga Harga Tiket Masuk & Jam Buka
Supri menjelaskan jika pengunjung yang datang ke desa tersebut rata-rata dari siswa, baik dari dalam dan luar Kabupaten Klaten.
Untuk kedepannya pengembangan agrowisata dan eduwisata itu akan terus dilakukan.
Baca tanpa iklan