Sehingga selain berlibur, wisatawan yang datang bisa mendapatkan edukasi terkait keberadaan flora dan fauna yang ada di dalam hutan TNBBS.
Singkat cerita, setelah melewati waktu selama dua jam lebih atau sekira pukul 12.00 WIB, akhirnya tim sampai ke Curug Sepapah Kiri.
Tim tiba di lokasi dengan perkiraan waktu yang meleset dari perkiraan awal.
Hal itu dikarenakan tim banyak melakukan interaksi dan beristirahat.
Perjalanan yang sangat melelahkan terbayar lunas dengan keindahan Curug Sepapah Kiri yang menampilkan derasnya air yang terjun ke bawah lubuk.
Riga mengatakan, Curug Sepapah Kiri ini memiliki air yang sangat deras dengan ketinggian tebing sekitar 50-60 meter.
Derasnya air yang jatuh ke bawah lubuk menghasilkan angin yang berembus kencang di sekitar curug tersebut.
Saat mencoba turun untuk membasuh muka, air yang dihasilkan oleh curug ini memang sangat sejuk dan dingin.
Sehingga membuat siapa saja yang berkunjung ingin cepat-cepat berendam untuk melepaskan rasa lelah karena sudah berjalan jauh.
Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Peribahasa inilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi pengunjung yang berhasil sampai ke curug ini.
Selain rombongan tim, terlihat sekumpulan remaja dengan satu orang pendamping dari pihak TNBBS yang bernama Hapzi sudah sampai terlebih dahulu di lokasi.
Diketahui, sekumpulan remaja yang berjumlah lima orang itu baru saja lulus sekolah dan memang sedang merayakan kelulusan mereka dengan berlibur ke Curug Sepapah Kiri.
Salah satu pengunjung bernama Sandi mengatakan, ia bersama teman-temannya sengaja datang untuk melihat keindahan alam yang masih sangat asri.
"Kebetulan dapat rekomendasi juga dari teman, dan saat dibuktikan ternyata benar, di sini asri banget dan sangat indah alamnya," kata dia.
Baca tanpa iklan