Oleh Oleh Lampung Basreng pedas kriuk 1 Kg.
Berangkat dari pos sekira pukul 09.30 WIB, saat itu tim didampingi oleh Kepala Resort TNBBS Balik Bukit Riga Dewangga Wiyant.
Dengan peralatan dan perlengkapan logistik yang terbilang cukup, akhirnya tim masuk ke hutan TNBBS dengan keadaan cuaca yang sangat cerah pada pagi itu.
Memasuki awal perjalanan, Riga menjelaskan, waktu yang ditempuh untuk bisa sampai ke Curug Sepapah Kiri ini kurang lebih sekitar dua jam.
"Karena medan yang kita lalui ini berbeda dengan curug pada umumnya, medan yang kita lalui menanjak dan masih dominan diselimuti semak belukar," jelas Riga, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Air Terjun Cunca Rede di Desa Sano Lokom, Ranamese, Manggarai Timur NTT Cocok Buat Healing
"Sehingga waktu yang ditempuh rata-rata itu dua jam bahkan bisa lebih kalau banyak istirahat, namun kalau sudah biasa satu jam lebih pun sudah sampai," terusnya.
Karena medan yang masih terbilang sulit, perjalanan menuju ke curug itu hanya bisa dilalui dengan cara berjalan kaki.
Riga bercerita, destinasi wisata TNBSS Kubu Perahu ini awalnya ditemukan oleh masyarakat Pekon Kubu Perahu pada tahun 1994.
Pada tahun itu, masyarakat Pekon Kubu Perahu menemukan keberadaan 3 curug yang sangat indah tersebut.
Namun, pembangunan destinasi wisata ini baru dilaksanakan pada tahun 2010 dan resmi dikelola pada tahun 2012 oleh pihak TNBBS dibantu warga setempat.
"Wisata TNBBS Kubu Perahu ini dibangun dengan tujuan sebagai tempat rekreasi masyakarat sekaligus memperkenalkan keindahan alam Lampung Barat," kata dia.
Baca juga: Uniknya Curug Kembar di Desa Batu Layang, Cisarua, Bogor, Jabar, Ada Dua Air Terjun dalam Satu Area
"Selain itu, tempat wisata ini juga merupakan wujud dari wilayah Lampung Barat sebagai kabupaten konservasi," sambungnya.
Selama dalam perjalanan, tim disuguhkan dengan keasrian alam yang masih alami dengan udara sejuk yang sangat melimpah.
Pohon-pohon besar dengan umur yang sudah lebih dari seratus tahun dan suara satwa menemani perjalanan dalam misi berkunjung ke Curug Sepapah Kiri.
Pada momen itu juga, Riga yang merupakan pendamping tim memberikan pemahaman terkait nama-nama tumbuhan dan satwa-satwa di sekitar.
Baca tanpa iklan