Serupa sang suami, Oma menjual aneka kudapan, diantaranya sagu tumbu, sagu kering, halua kanari, sarut kenari, roti kanari, kacang botol, dodol durian.
"Ada jua tepung sagu, olahan minyak kayu putih dan madu," ujar Oma.
Baca juga: Oleh-oleh Kerang Laminasi Magelang Tembus Pasar Internasional, Ekspor sampai Amerika
Dari usahanya ini, Oma Emi berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga lulus perguruan tinggi.
Kini, ketiga anaknya telah memiliki pekerjaan di luar kota.
"Puji Tuhan, anak Oma tiga. Semua sudah sarjana dari hasil Oma berjualan ini. Satu kerja di bank di Jakarta, satu kerja di Ambon Kota Madia, satu dulu kerja di Jakarta, tapi sudah pulang lalu buka usaha di Ambon," sebutnya.
Meskipun telah berusia lanjut dan anak-anaknya sudah bekerja, Oma Emi masih konsisten berjualan.
Kini, ia tidak berjualan seharian penuh seperti sebelumnya karena telah mempekerjakan satu karyawan.
"Oma masih tetap berjualan ini biar ada aktivitas Oma lai to. Juga kan ini dari Oma kampung di Saparua. Oma sekarang seng (tidak) berjual sendiri lai sampai malam. Oma punya orang berjual sudah ada lai to. Hitung-hitung biar bagi-bagi rejeki," terangnya.
Oma Emi mengakui bahwa pendapatannya saat ini berkurang karena banyaknya toko makanan khas tradisional yang menjual barang serupa.
Kini, ia hanya mendapatkan Rp 100 hingga Rp 200 ribu per hari.
Meskipun begitu, Oma Emi tetap bersyukur dan menganggap pendapatannya sebagai berkat Tuhan.
"Ingatan, Tuhan bilang, mau dapat banyak, katong tidak berkelebihan, sedikit katong seng berkesusahan," pesannya.
Harga oleh-oleh di Lapak Oma Emy
Harga yang ditawarkan cukup bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 200 ribu, tergantung jenis dan ukuran produk.
"Ada banyak jenis kuliner khas Maluku, harganya mulai Rp 10 ribuan per bungkus," ujar Oma Emy Hitipeu, pemilik toko oleh-oleh tersebut.