Prajoko belajar pembuatan kerajinan ini secara otodidak.
Ia juga belajar dari pelaku usaha kerang lain untuk menyempurnakan produk kerajinan yang dimiliknya.
Bahan baku yang digunakannya adalah cangkang dari kerang simping atau srimping.
Bahan baku ini di luar negeri dikenal dengan sebutan capiz didapatkan dari laut Pantura Jawa.
Ia mengambil bahan baku tersebut dari daerah pesisir, seperti Gresik, Demak, Jepara, Brebes dan Cirebon.
Setiap kali produksi, ia membawa bahan baku dengan bobot sekitar 6-7 ton.
Kerajinan kerang laminasi yang dihasilnya ini mulai dari vas bunga, tempat tisu, tempat buah, tempat snack, cermin, kursi, meja, tempat sabun cair dan lain sebagainya.
"Bahan bakunya itu dari cangkang kerang, baik itu kerang simping atau srimping. Banyak di daerah pesisir, tetapi kurang begitu dimanfaatkan. Saya pun membuatnya menjadi berbagai macam produk yang bernilai seni dan bernilai ekonomi," kata Prajoko.
Jangan remehkan hasil kerajinan kerang laminasi milik Prajoko.
Produknya bahkan sudah menembus pasar internasional, dengan tujuan utama ekspor ke Amerika Serikat.
Kerajinan kerang seperti yang dibuatnya ternyata menarik minat dari kalangan mancanegara.
"Sudah banyak diekspor ke pasar internasional khususnya Amerika Serikat. Seperti halnya, kami kerap berhubungan dengan trading di Jogja yang ekspor. Produk kami begitu diminati oleh pasar luar negeri," ujarnya.
Produk kerajinan kerang laminasi miliknya pun juga kerap mendapat apresiasi.
Ia kerap mengikuti berbagai pameran di luar negeri.
Pameran yang pernah diikuti antara lain di Korea tahun 2017, Hongkong tahun 2017, Malaysia dan Inacraft.