TRIBUNTRAVEL.COM - Bukit Tjampuhan tentu sudah cukup populer di kalangan masyarakat Ubud, Bali.
Keberadaan Bukit Tjampuhan seakan menjadi oase di tengah daerah Ubud yang ramai kendaraan.
Alhasil Bukit Tjampuhan pun kerap kali menjadi pelarian sejenak di tengah hiruk pikuk Ubud.
Suasana yang ditawarkan Bukit Tjampuhan memang kontras dengan kawasan populer itu.
Baca juga: Menikmati Keindahan Malam Kota di Taman Fathan Hambalang, Hambalang, Citeureup, Bogor, Jawa Barat
Pengunjung bisa menjumpai suasana yang hening dan sejuk selagi mengunjungi Bukit Tjampuhan.
Wajar saja bila Bukit Tjampuhan banyak dikunjungi oleh wisatawan.
Bukit Tjampuhan banyak dihuni oleh tanaman ilalang dan pepohonan rindang.
Di tengah-tengah bukit, terdapat balok-balok beton sebagai pijakan pejalan kaki.
Karena sebuah bukit, kontur jalannya pun tak beraturan.
Baca juga: Menikmati Kesegaran Air Terjun Wadung Kecemplung di Desa Somosari, Batealit, Jepara, Jawa Tengah
Terkadang menanjak hingga 70 drajat, terkadang menurun dan lurus.
Karena kondisi medan yang berat, banyak wisatawan yang memanfaatkan bukit ini untuk berolahraga.
Sementara wisatawan yang tak memiliki tenaga yang cukup, mereka biasanya hanya berjalan hingga 30 persen dari total jarak tempuh yang mencapai 2 kilometer.
Meski hanya 30 persen perjalanan, wisatawan sudah bisa melakukan aktivitas fotoria dengan latar belakang alam.
Selain menikmati alam di ketinggian, saat berada di ujung selatan, wisatawan juga bisa menikmati sensasi mandi di sungai Tjampuhan dengan airnya yang jenih, serta indahnya formasi bebatuan. Dan, di sana juga terdapat Pura Gunung Lebah.
Namun wisatawan tak bisa masuk ke dalam, lantaran pintunya hanya dibuka saat adanya piodalan di pura ini.