Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Museum Soesilo Soedarman

Museum Soesilo Soedarman di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Cocok untuk Wisata Edukatif

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Museum Soesilo Soedarman di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kemudian memasuki area pendopo,akan di sapa dengan replika patung Soesilo Soedarman juga berbagai koleksi foto di pendopo bagian depan.

Museum ini juga memiliki ruangan-ruangan yang berisi berbagai koleksi Soesilo Soedarman dengan tiga matra TNI yakni TNI AD, TNI AU dan TNI AL, serta ada ruangan koleksi Kepolisian.

Adapula sebuah mobil dinas yang dahulu digunakan oleh Soesilo Soedarman ketika menjabat sebagai Menteri.

Apoli Purini atau biasa disapa Ungky selaku Direktur Eksekutif Museum Soesilo Soedarman mengatakan bahwa awalnya museum tersebut didirikan untuk mengabadikan prestasi dari Soesilo Soedarman.

Berbagai koleksi yang dipajang di Museum Soesilo Soedarman. (TribunJateng.com/Pinky Anggraeni)

Selain itu juga untuk mengabadikan bangunan asli Wisma Mbah Ageng yang menjadi heritage bagi keluarga.

"Disini tersimpan segudang prestasi dan jejak karya untuk dikenang khususnya oleh anak cucu dan keluarga besar Soedarman," katanya kepada Tribunjateng.com

Namun seiring berjalannya waktu, museum ini dibuka untuk umum dan saat ini juga berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat.

Baca juga: Panduan ke Curug Putri Kencana dari Jakarta, Lokasi Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jabar

Museum ini biasanya dikunjungi anak-anak sekolah dari berbagai daerah sebagai media  belajar.

"Jadi museum ini banyak dikunjungi anak-anak sekolah, sekarang sudah menjadi role mode untuk belajar sejarah. Kemudian juga dapat menjadi suatu motivasi untuk tidak berkecil hati menjadi anak desa dengan melihat prestasi beliau bapak Soesilo Soedarman yang juga merupakan putra asli Desa Gentasari," ujarnya.

Lebih lanjut Ungky menjelaskan bahwa bangunan Wisma Mbah Ageng tersebut tidak pernah ada perubahan secara signifikan.

Semuanya masih asli dan sama seperti saat pertama kali dibangun pada tahun 1899 silam. Bangunan ini masih dipertahankan keasliannya, contohnya dari tehel (keramik) dan bentuk joglo.

Berbagai koleksi yang dipajang di Museum Soesilo Soedarman. (TribunJateng.com/Pinky Anggraeni)

Wisma Mbah Ageng sebelumnya sudah mendapat revitalisasi dari Pemerintah mengenai perbaikan bangunan.

Akan tetapi perbaikan bangunan hanya berupa penguatan fisik dan sama sekali tidak boleh mengubah induk bangunan.

Kemudian juga di buat bangunan tambahan seperti kolam renang, aula, dan juga perpustakaan serta arena bermain untuk menunjang area museum.

"Semuanya masih asli tidak ada yang diubah, hanya saja ada tambahan bangunan dibagian belakang untuk menunjang museum. Contohnya Seperti kemarin ada acara reuni dari SMP 2 Purwokerto di aula, jadi pengunjung juga bisa mengadakan acara disini sekaligus berwisata dan belajar sejarah," tutur Ungky.

Halaman
1234