Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sejarah Cokelat Monggo Oleh-oleh Khas Yogyakarta, Butuh Waktu 8 Tahun Agar Dikenal Wisatawan

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cokelat Monggo varian rasa matcha di Jalan Tirtodipuran St No.10, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta.

Mengapa nama "Monggo" yang dipilih?

"Kami berpikir apa sih kata-kata yang selalu orang ingat kalau ke Yogya. Dari beberapa kata, akhirnya "monggo" yang dipilih, itu sangat representatif dari orang Yogya."

Monggo sangat terpengaruh dari bahasa Jawa, itu juga kan sesuatu yang sangat ramah. 

"Kita sebagai produsen, kecil maupun besar, harus ramah. Ramah pada lingkungan, masyarakat, diri sendiri juga. Jadi filosofi utamanya ramah, tidak sombong."

Cokelat Monggo di Jalan Tirtodipuran St No.10, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. (Instagram/@chocolatemonggo)

Bagaimana perkembangan Cokelat Monggo setelah itu?

"Untuk menghasilkan uang itu lama sekali, butuh waktu 8 tahun dari 2001. Di 2009 baru Monggo terkenal. Oleh orang Jakarta, saya dikenal sebagai bule gila yang bikin cokelat di Yogya. Mereka jadikan itu cerita, lalu banyak media yang meliput. Itu sangat membantu sih."

"Pabrik pertama Monggo di rumah kecil di sebuah kampung dekat Jalan Parangtritis. Setelah gempa, pindah ke Kotagede. Lalu sejak 2017, kami bangun pabrik dan museum cokelat di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul."

Apa ciri khas Cokelat Monggo dibanding cokelat lain?

"Ciri khasnya di kualitas. Dari awal enggak pengin ikut-ikutan yang ada, saya pengin bikin sesuatu yang spesial. Tapi enggak pengin jualan hanya ke orang kaya, jadi harganya juga dibuat terjangkau."

"Bedanya dengan cokelat murahan, di dalam real cokelat ada yang namanya kokoa butter, itu minyak dari biji kakaonya sendiri. Itu di kami harus ada karena itu penting untuk rasa dan tekstur. Kalau di cokelat murah itu dieliminasi dan diganti dengan lemak murah dan gulanya banyak, sehingga bahan kakaonya sedikit."

Bagaimana perkembangan produk Cokelat Monggo dari awal hingga saat ini?

"Awalnya produk kami bikin satu dark cokelat, yang tidak terlalu pahit dan cukup creamy, supaya bisa diterima lidah orang sini. Kami bikin khas Belgia, praline, bentuknya cokelat batangan."

"Sekarang variasinya banyak sekali, ada berbagai jenis dark cokelat sampai 100 persen dark cokelat ada. Ada dark cokelat dengan mangga, pala, juga dengan bumbu seperti cabe, rendang. Sekarang ada sekitar 50-an jenis dan rasa kalau termasuk praline."

"Kalau untuk event, kami ciptakan juga produk khusus event, seperti sekarang ada produk ramadan dan lebaran, yaitu kurma praline. Kami juga kembangkan biskuit, cookies, juga gelato. Akan datang yang baru terus, kami enggak berhenti ciptakan itu."

Ke mana saja distribusi produk Cokelat Monggo saat ini? Apakah akan ekspor?

Halaman
1234