Dari Lembor, arahkan kendaraan menuju Denge selama dua jam juga.
Desa Denge merupakan desa terakhir yang dapat diakses kendaraan.
Dari Denge, wisatawan bisa naik menuju pos awal pendakian menggunakan ojek.
Baca juga: 6 Tiket Pesawat Murah Jakarta-Labuan Bajo, Terbang Langsung Mulai Rp 900 Ribuan
Untuk mencapai Waerebo tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih tiga jam.
Tiba di Desa Waerebo, wisawatan akan melihat pemandangan alam yang indah berupa gunung-gunung yang saling berpadu.
Hamparan rerumputan hijau dengan sapuan kabut memberikan suasana megis, tenang, dan damai.
Masyarakat setempat akan menyambut pengunjung dengan ramah.
Wisatawan bisa menumpang di rumah adat masyarakat setempat jika ingin menginap.
Nama rumah adat Waerebo adalah Mbaru Niang, yang terbuat dari kayu beratapkan ilalang yang dianyam.
Bentuk rumah Mbaru Niang mengkerucut ke atas, sebagai hasil arsitektur tradisional yang unik.
Arsitektur bangunannya memiliki unsur Minang, yaitu pada Niang Dangka atau atap Mbaru Niang.
Tujuh rumah Mbaru Niang berkumpul di lahan luas yang hijau dengan bukit-bukit indah di sekelilingnya.
Udara sekitar masih terasa sejuk karena dikelilingi hutan. Desa Waerebo merupakan desa bersejarah yang menjadi warisan budaya dunia UNESCO pada 2012 lalu.
Desa Waerebo juga termasuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Ajang Desa Wista Indonesia (ADWI) 2021.
Budaya Waerebo Adat kebudayaan masyarakat Desa Waerebo telah berbaur dengan kebiasaan penduduk Flores.
Baca juga: 4 Hotel Murah Dekat Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, Mulai Rp 150 Ribuan per Malam