Nyak Sandang memiliki bukti berupa selembar obligasi atau surat pernyataan utang dari pemerintah yang dikeluarkan tahun 1950 saat ayahnya Ibrahim bersama warga Aceh lainnya menyerahkan bantuan untuk membeli pesawat Dakota RI- 001 Seulawah yang merupakan cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama di Indonesia.
Nyak Sandang pun kemudian diundang oleh Presiden Jokowi ke Istana Negara di Jakarta.
Dalam pertemuan dengan Kepala Negara, Nyak Sandang menyampaikan permintaan kepada Presiden.
Di depan Jokowi, Nyak Sandang pun menyebutkan tiga permintaan.
Pertama, bantuan untuk operasi matanya yang sudah mengalami katarak.
Kedua, berangkat ke Tanah Suci
Ketiga, bangun sebuah masjid di kampung halamannya, di Gampong Lhuet, Lamno, Aceh Jaya.
Ketiga permintaan ini dipenuhi oleh Presiden Jokowi.
Saat ditemui Serambinews.com pada Rabu (19/6/2024) lalu, Nyak Sandang mengisahkan kala itu ia masih berusia 23 tahun.
Bersama orang tuanya dan seluruh warga, mereka berkumpul di Masjid Lamno sekitar pukul 11.00 WIB tahun 1948, seluruh masyarakat Lamno tumpah ruah memenuhi pekarangan masjid.
Mereka berkumpul menyambut kedatangan Gubernur Aceh, Teungku Muhammad Daud Beureueh, para tokoh pejuang dan masyarakat pengusaha di Aceh Hotel.
Pembangunan Masjid Nyak Sandang Lamno merupakan tindak lanjut atas pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Nyak Sandang yang berlangsung pada Maret 2018 yang lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Nyak Sandang mengungkapkan tiga permintaan kepada Presiden Joko Widodo yaitu operasi mata, umroh dan dapat dibangunkan Masjid di kampung halamannya, Lamno, Kabupaten Aceh Jaya.
Tujuan dari pembangunan masjid ini adalah sebagai satu bentuk penghargaan dari negara kepada sosok Nyak Sandang.
Tentang Nyak Sandang
Baca tanpa iklan