Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Kematian Selebgram Asal Medan saat Melakukan Operasi Sedot Lemak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase selebgram asal Medan Ella Nanda Sari (kiri) dan Klinik Kecantikan Depok, Jawa Barat.

TRIBUNTRAVEL.COM - Viral seorang selebgram asal Medan tewas saat melakukan operasi sedot lemak.

Ella Nanda Sari Hasibuan atau ESN (30) meninggal saat melakukan sedot lemak.

Baca juga: 4 Tiket Pesawat Murah Jakarta-Medan Tanpa Transit, Mulai Rp 1,5 Jutaan

Viral selebgram meninggal dunia setelah melakukan operasi sedot lemak di salah satu klinik kecantikan di Depok. Ini analisa dokter soal pemicunya. (kolase/Instagram)

Baca juga: Jadwal Kereta Api dari Medan ke Tebing Tinggi Naik KA Sribilah Utama

Operasi sedot lemak itu dilakukan ESN di satu klinik kecantikan di Beji, Depok, Jawa Barat, Senin (22/7/2024) lalu.

Dilansir dari Tribunnews, berikut 4 fakta di balik kematian selebgram asal Medan saat melakukan operasi sedot lemak.

Baca juga: Jadwal Kereta Api Srilelawangsa Binjai-Medan Terbaru 2024, Harga Tiket Rp 5.000

Baca juga: Jadwal Kereta Api Medan-Kisaran, Tersedia KA Putri Deli dan Sribilah Utama

1. Kejang dan Pecah Pembuluh Darah sebelum Meninggal

Mengutip Kompaas.com, selebgram Medan tersebut, melakukan sedot lemak di kedua lengannya.

Hal ini seperti dikatakan Kuasa Hukum Klinik WSJ, Rikardo Siahaan.

Saat tindakan penyedotan lemak itu berlangsung di Klinik WSJ, Senin (22/7/2024) siang, pukul 12.30 WIB, di awal prosedur berjalan lancar dan normal-normal saja.

Bahkan, usai sedot lemak pertama, ENS sempat mengabadikan lengannya dan kedua tangannya melalui kamera ponselnya.

Namun, saat proses sedot lemak tiba-tiba ENS tak sadarkan diri, korban juga mengalami kejang-kejang.

Dikutip Wartakotalive.com. Rikardo menyebut, masalah muncul di proses sedot lemak di lengan kedua, korban sempat mengigau hingga akhirnya tindakan diberhentikan.

Menurut Rikardo, dokter yang bertugas berinisiatif memberikan infus untuk memberikan pertolongan.

Namun, ketika dokter mencari nadi untuk memasukkan jarum infus, pembuluh darah korban seketika pecah.

"Dokternya langsung inisiasi untuk infus. Pas mau diinfus, itu dicari nadinya. Tiba-tiba pembuluh darahnya pecah (saat) mau diinfus, yang kedua tidak bisa juga," tambah Rikardo.

Dengan kondisi ENS yang mengalami perburukan, pihak klinik lantas membawa korban ke satu rumah sakit di daerah Margonda.

Halaman
1234