Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Dampak Overtourism, Jepang Terapkan Tiket Masuk untuk Pendaki Gunung Fuji

Penulis: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pendaki saat mendaki Gunung Fuji di Jepang.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah prefektur Yamanashi, Jepang memberlakukan aturan baru untuk turis yang liburan ke Gunung Fuji.

Kini, setiap turis yang mau mendaki Gunung Fuji akan dikenakan tiket masuk.

Baca juga: Berencana Mendaki Gunung Fuji Jepang? Coba Cek Panduan Ini Terlebih Dahulu

Gunung Fuji Jepang kini berlakukan tiket masuk untuk turis dampak overtourism. (alan_genl /Pixabay)

Kebijakan baru tersebut diberlakukan mulai 1 Juli 2024 sebagai dampak dari kebanyakan turis atau overtourism.

Gunung Fuji yang merupakan satu Warisan Dunia UNESCO dan ikon Jepang kini telah mengalami kekhawatiran kepadatan pengunjung atau overtourism.

Sekarang setiap pendaki Gunung Fuji harus membayar 2.000 Yen atau setara sekira Rp 202.500 per orang.

Baca juga: Aturan dan Harga Tiket Masuk Gunung Fuji di Jepang, Berlaku Mulai 1 Juli 2024

Tidak hanya penetapan pajak turis saja, bahkan kini pendaki Gunung Fuji juga dibatasi menjadi maksimum 4.000 turis per hari.

"Dengan gencar mempromosikan langkah-langkah keselamatan komprehensif untuk mendaki Gunung Fuji, kami akan memastikan bahwa Gunung Fuji, harta dunia, diwariskan ke generasi mendatang," kata Koutaro Nagasaki, Gubernur Prefektur Yamanashi, saat mengumumkan peraturan baru awal tahun ini.

"Untuk menghidupkan kembali pendakian gunung tradisional dari kaki Gunung Fuji, kita akan memperoleh pemahaman terperinci tentang budaya Fuji-ko dan Oshi yang mendukung pemujaan Gunung Fuji. Kami berupaya untuk menghubungkan budaya-budaya ini dengan pendakian gunung ini, karena hal ini berakar pada nilai-nilai budaya agama tersebut."

Fuji-ko merupakan agama khusus gunung.

Pemandangan Gunung Fuji Jepang dilihat dari kejauhan. (Pexels/ Tomáš Malík)

Baca juga: Panduan Mendaki Gunung Fuji Jepang Buat Pemula, Ada Tiket Masuknya dan Jangan Lupa Reservasi

Kemacetan lalu lintas manusia, kaki bukit dipenuhi sampah, dan pendaki yang berpakaian tidak pantas – beberapa mencoba mendaki dengan sandal – merupakan beberapa masalah yang mengganggu situs populer Jepang tersebut.

Selain itu, akan ada pemandu baru yang bertugas menjaga keselamatan di dalam dan sekitar jalur pendakian.

Mereka akan memberi tahu pendaki jika mereka melanggar etika di gunung, seperti tidur di pinggir jalur pendakian, menyalakan api, atau mengenakan pakaian yang tidak pantas.

Menurut data prefektur, lima juta orang mendaki Gunung Fuji pada tahun 2019, naik tiga juta dari tahun 2012.

"Pariwisata yang berlebihan – dan semua konsekuensi berikutnya seperti sampah, meningkatnya emisi CO2, dan pendaki yang gegabah – adalah masalah terbesar yang dihadapi Gunung Fuji," Masatake Izumi, seorang pejabat pemerintah prefektur Yamanashi, mengatakan kepada CNN Travel.

Ilustrasi pendaki saat mendaki Gunung Fuji di Jepang. (Flickr/Fabio Achilli)

Baca juga: Jepang Bikin Layar Raksasa untuk Halangi Pemandangan Gunung Fuji Demi Kurangi Kerumunan Turis

Pada tahun 2023, seorang relawan bernama Tomoyo Takahashi mengatakan kepada CNN bahwa dia akan meminta pengunjung untuk secara sukarela menyumbang 1.000 Yen (setara sekira Rp 101 ribu) untuk memelihara gunung tersebut.

Halaman
12