Setiap hari, Sarijo dibantu oleh istri dan anaknya untuk mempersiapkan kebutuhan jualan. Baik itu, mulai dari membeli bahan, meracik bumbu, hingga menyiapkan peralatan jualan.
"Saya bisanya beli bahan utama (gajih) di rumah potong hewan yang ada Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul pada subuh."
"Setelah itu saya tinggal kerja dinas sekitar pukul 06.30 WIB sampai 14.00 WIB," jelasnya.
Setelah itu, kata Sarijo, gajih diolah oleh istrinya yang bernama Wahidah (45) dan dibantu oleh anaknya.
Kemudian, pada pukul 15.00-20.00 WIB, Sarijo berkeliling jualan sate kronyos secara di berbagai tempat.
"Tapi, terkadang saya mangkal di depan kantor Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul dan di Jalur Jalan Lintas Selatan tepat di ruas Baros, Kretek, Bantul," papar dia.
Baca juga: 4 Sate Ayam Martawi di Cilacap untuk Makan Siang, Dagingnya Besar Pakai Sambal Kacang Medok
Katanya, jika dulu dalam sehari hanya laku sekitar 70 tusuk sate kronyos atau setara Rp 140 ribu per hari, kini mampu menjual sekitar 250-300 tusuk sate kronyos atau setara Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu per hari.
"Alhamdulillah, semenjak viral ini, jualan saya jadi laku. Bahkan sering ada yang minta foto. Malah kadang lucu, pembeli itu datang bukan cari saya atau sate kronyos, tapi datang cari gerobak saya untuk foto sama grobak saya," tuturnya.
Usaha sate kronyos yang ia jalani itu pun diberi nama Sate Kronyos Mantan Kopral. Disampaikannya, nama itu memiliki makna yang mendalam.
"Saya itu kan awalnya tamtama sekitar 19 tahun. Lalu perlahan-lahan saya jadi kopral sampai tahun 2015, setelah itu saya naik lagi. Menurut saya, kopral itu menjadi capaian yang luar biasa dan akhirnya itu saya pilih untuk jadi nama usaha sate saya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul VIRAL Seorang Anggota TNI Gunungkidul Nyambi Jualan Sate Kronyos