2. Fanta lahir dari kebutuhan masa perang
Setiap merek soda terkenal tampaknya memiliki rahasia kelam, tidak terkecuali kisah asal usul Fanta yang mengejutkan.
Minuman ini, yang namanya diambil dari kata Jerman Fantasie, sebenarnya lahir dari kebutuhan masa perang di Jerman Nazi.
Selama Perang Dunia II, anak perusahaan Coca-Cola di Jerman menghadapi dilema; bagaimana terus memproduksi soda populernya ketika pembatasan pada masa perang membuat impor bahan-bahan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan.
Max Keith, kepala operasi Coca-Cola di Jerman, memerintahkan timnya untuk membuat soda baru hanya dengan menggunakan produk sampingan industri yang tersedia seperti whey, serutan buah, dan serat apel.
Hasilnya adalah Fanta, soda berbuih rasa jeruk yang langsung disukai penduduk Jerman.
Saat ini, Fanta dijual di 188 pasar, dan memiliki beragam rasa, namun asal muasalnya sebagai inovasi masa perang tetap menjadi bagian penting dari sejarahnya.
3. Ada alasan ilmiah mengapa kemasan soda mempengaruhi rasanya
Apa cara favoritmu untuk minum soda?
Jika jawabanmu adalah kaca, kamu tidak sendirian.
Faktanya, ada penjelasan ilmiah dibalik fenomena ini.
Alasan mengapa soda kaleng dan botolan terasa berbeda berkaitan dengan bahan kemasannya.
Kaleng aluminium biasanya dilapisi dengan polimer yang terkadang dapat menyerap sebagian rasa soda.
Sementara itu, botol plastik dapat menyerap rasa zat lain dan melepaskan bahan kimianya ke dalam minuman.
Selain itu, plastik lebih mudah menyerap CO2, yang berarti minuman akan lebih cepat kehilangan desisnya.
Sebaliknya, botol kaca mampu memerangkap karbon dioksida dengan baik, tidak reaktif, dan tidak mempengaruhi rasa soda.
Terakhir, bentuk botol juga bisa mempengaruhi pengalaman minum.
Lengkungan dan kontur botol dapat meningkatkan aroma dan rasa soda, sedangkan berat botol dapat memberikan kesan bobot dan kualitas.
Ambar/TribunTravel