TRIBUNTRAVEL.COM - Selama berabad-abad, patung-patung terkenal yang tersebar di pesisir Pulau Paskah telah memesona sekaligus membingungkan para arkeolog.
Kini, tim arkeolog mengklaim telah menjawab salah satu pertanyaan terbesar seputar patung batu misterius tersebut.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Binghamton menemukan bahwa pasokan air utama bagi penduduk pulau itu mungkin menjadi alasan mengapa patung-patung terkonsentrasi di pesisir pulau.
Tim menemukan bahwa hanya ada sedikit air tawar yang tersedia di Pulau Paskah.
Baca juga: Viral Ibu Hamil 8 Bulan Nekat Melompat dari Lantai 2 Demi Selamatkan Diri dari Kebakaran
Alhasil masyarakat yang tinggal di sana kemungkinan besar mengandalkan pembuangan air tanah di wilayah pesisir sebagai sumber utama air minum mereka.
Sebagian besar dari sekitar 900 patung terletak di sepanjang pantai pulau dan lokasinya selalu menjadi sumber kebingungan bagi para peneliti.
Namun, penemuan sumber utama air minum bagi penduduk pulau telah menjawab pertanyaan tersebut, ungkap tim dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Hydrogeology Journal .
"Sekarang kita tahu lebih banyak tentang lokasi air tawar, lokasi monumen dan fitur lainnya sangat masuk akal," papar Carl Lipo, anggota tim peneliti dan Profesor Universitas Binghamton Antropologi.
Baca juga: Heboh Istri Bongkar Kedok Suami yang Seingkuh dengan Sesama Jenis, Curhatannya Viral di Medsos
"Mereka ditempatkan di tempat yang air tawar tersedia," paparnya, mengutip laman allthatsinteresting.com, Selasa (28/5/2024).
Langkah pertama yang dilakukan tim dalam menemukan sumber utama air minum bagi penduduk pulau adalah dengan mengesampingkan sumber air tawar lainnya yang terbatas.
Pulau ini hanya memiliki dua danau, yang keduanya sulit diakses, tidak ada aliran sungai, dan satu mata air yang seringkali hanya berupa rawa lahan basah.
Tim mencatat adanya taheta, atau kolam kecil berukir, yang digunakan untuk menampung air hujan.
Baca juga: Pria Dapat Hadiah Mobil dari Dealer usai Viral Bawa Bayinya yang Sakit Kronis Pakai Alat Bantu Napas
Namun, mereka hanya mengumpulkan sejumlah kecil air dan para peneliti percaya bahwa jika digunakan sebagai sumber utama air bersih, mereka harus mampu menampung air dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Menurut pernyataan tersebut, pulau ini hanya menerima curah hujan sekitar 49 inci per tahun.
Baca juga: Viral TKW Arab Saudi Dinikahi Majikan Tajir, Pulang Kampung Bawa Emas dan Berlian Satu Lemari
Bila digabungkan dengan tingkat penguapan yang tinggi, tim menyimpulkan bahwa selama 317 hari dalam setahun, waduk tidak akan dapat digunakan sebagai tempat penampungan air yang layak.