Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Misteri Makam Ratu Mesir Cleopatra dan Kematiannya yang Tragis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekonstruksi wajah ratu Mesir Ptolemeus Cleopatra VII (memerintah 51-30 SM). Representasi artistik Cleopatra ini terutama didasarkan pada patung dari Museum Altes Berlin, yang disetujui secara luas untuk menggambarkan Cleopatra.

Pencarian Makam Cleopatra yang Sulit Dipahami

Bunuh diri Cleopatra pada tahun 30 SM telah memesona generasi penulis, sejarawan, dan filsuf.

Namun pencarian makam Cleopatra semakin intensif dalam beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 1992, Franck Goddio, pendiri Institut Arkeologi Bawah Air Eropa, mulai mencari bukti makam Cleopatra di perairan dekat Alexandria.

Bagaimanapun, kota kuno ini telah dilanda gempa bumi, gelombang pasang, dan naiknya air laut selama berabad-abad.

Sebagian besar kota yang Cleopatra kenal pada zamannya kini berada di bawah air.

Oleh karena itu, masuk akal jika makam tersebut mungkin berada di suatu tempat di lepas pantai Alexandria.

Seperti yang dilaporkan National Geographic pada tahun 2011, Goddio mampu memetakan sebagian besar kota Alexandria yang hilang.

Dia dan timnya mendokumentasikan segalanya mulai dari dermaga kota hingga halaman istana.

Namun meskipun ada beberapa penemuan luar biasa di lepas pantai Alexandria, seperti sphinx batu dan kolom granit, Goddio tidak menemukan jejak makam Antony dan Cleopatra yang sulit dipahami.

Kemudian, pada tahun 2004, seorang arkeolog muda dari Republik Dominika bernama Kathleen Martinez meluncurkan pencariannya sendiri.

Sudah lama terpesona dengan Cleopatra, dia menghubungi Zahi Hawass, yang saat itu menjabat sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Purbakala, untuk berbagi teorinya tentang makam Cleopatra.

Dia berspekulasi bahwa firaun Mesir itu sama sekali tidak dimakamkan di Aleksandria, melainkan di Taposiris Magna, 28 mil jauhnya.

Kota kuno ini pernah menjadi pelabuhan terkemuka pada zaman Cleopatra, yang terkenal dengan anggur dan pantainya yang berbatu.

Lebih penting lagi, kuil di Taposiris Magna dikaitkan dengan legenda Isis dan Osiris.

Sebagai firaun, Cleopatra pernah diidentikkan dengan Isis dan Antony dengan Osiris.

“Apa yang membawa saya pada kesimpulan bahwa Taposiris Magna mungkin merupakan tempat makam tersembunyi Cleopatra adalah gagasan bahwa kematiannya adalah tindakan ritual yang memiliki makna keagamaan yang mendalam, yang dilakukan dalam upacara yang sangat ketat dan spiritual,” kata Martinez kepada National Geographic .

“Cleopatra… ingin dimakamkan bersama [Antony] karena ingin menghidupkan kembali legenda Isis dan Osiris. Arti sebenarnya dari pemujaan Osiris adalah memberikan keabadian. Setelah kematian mereka, para dewa akan mengizinkan Cleopatra untuk hidup bersama Antony dalam bentuk keberadaan lain, sehingga mereka akan memiliki kehidupan abadi bersama.”

Namun setelah lebih dari satu dekade penelitian arkeologi di Taposiris Magna, makam Cleopatra masih sulit dipahami.

Dan banyak pakar yang sangat skeptis bahwa Martinez berada di jalur yang benar.

“Misi Kathleen selama bertahun-tahun berkaitan dengan kuil Osiris itu sendiri, dan keyakinan bahwa makam Cleopatra akan ditemukan di dalam temboknya, dekat dengan dewinya,” Glenn Godenho, dosen senior Egyptology di Universitas Liverpool, mengatakan kepada Live Sains pada tahun 2020.

Dia menambahkan: “Sejauh ini masih belum ada apa-apa.”

Bahkan Hawass, yang awalnya mendukung misi Martinez, merasa ragu.

“Tidak ada bukti sama sekali bahwa makam Cleopatra mungkin berada di [Taposiris Magna],” ujarnya kepada Live Science .

Hawass menambahkan: “Saya yakin sekarang Cleopatra dimakamkan di makamnya yang dia bangun di samping istananya dan berada di bawah air. Makamnya tidak akan pernah ditemukan.”

Tidak pernah?

Untuk saat ini, hal itu masih belum jelas.

Namun benar jika makam Cleopatra ditemukan, maka penemuan tersebut hanya akan bisa ditandingi oleh penemuan makam Raja Tut pada tahun 1922.

Sampai saat itu tiba, para arkeolog seperti Martinez dan penjelajah seperti Goddio akan terus melakukan pencarian.

Dua abad setelah kematiannya, Cleopatra masih menguasai imajinasi manusia.

Ambar/TribunTravel