Ini mengungkapkan prosedur penyiksaan yang digunakan pada paruh kedua abad ke-18 untuk menghukum penjahat, seperti haritsuke (penyaliban), gokumon (memamerkan kepala di depan umum setelah pemenggalan kepala) dan ishidaki gougu (meletakkan batu besar di atas lutut orang yang sedang duduk).
Sebaliknya, ada juga beberapa instrumen penyiksaan Barat yang bersejarah, termasuk iron maiden dan guillotine.
Ada penjelasan dalam bahasa Inggris juga, jika ingin membaca semua detailnya.
5. Meguro Parasitological Museum
Museum ini dibuka pada tahun 1953 oleh Satoru Kamegai, seorang dokter yang kewalahan menangani pasien yang terserang parasit akibat kondisi sanitasi buruk yang tersebar luas di Jepang pasca perang.
Usaha yang tidak biasa ini menampilkan sekitar 300 sampel dari 45.000 parasit yang ia kumpulkan.
Lantai kedua memiliki pajangan cacing pita berukuran 8,8 m yang diambil dari tubuh seorang pria berusia 40 tahun, dengan pita di sebelahnya untuk menekankan seberapa panjang sebenarnya 8,8 m tersebut.
Lebih baik lagi, toko tersebut menjual parasit yang diawetkan dalam gantungan kunci plastik − kami tidak bercanda.
Tiket masuknya gratis, tetapi museum mendorong sumbangan.
Silakan masukkan kontribusi ke dalam kotak donasi yang ditandai dengan jelas.
6. Suginami Animation Museum
Pelajari sejarah animasi Jepang di museum Nishi-Ogikubo ini, tempat kamu dapat menyaksikan sejumlah pameran.
Tidak hanya sekedar berdiri dan menatap – jika kamu adalah tipe orang yang ingin terlibat, kamu dapat mengikuti satu lokakarya produksi anime di museum atau mendapatkan tips dari diskusi reguler yang diberikan oleh para profesional industri (semuanya dalam bahasa Jepang).
Museum ini juga memiliki perpustakaan yang penuh dengan DVD dan komik yang dapat dinikmati para penggemar, serta teater anime.
Ambar/TribunTravel
Baca tanpa iklan