TRIBUNTRAVEL.COM - Jemaah haji Indonesia akan segera berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
Secara umum, dilaporkan Kompas.com, pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi terbagi menjadi dua gelombang.
Gelombang pertama rencananya akan berangkat dari Tanah Air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi, mulai 12-23 Mei 20234.
Kemudian gelombang kedua akan diberangkatkan dari Indonesia menuju Bandara Internasional Raja Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, mulai 21 Mei sampai 1 Juni 2024.
Baca juga: Kisah Inspiratif Loper Koran di Bogor Berhasil Naik Haji setelah Nabung Selama 11 Tahun
Di tengah cuaca panasnya Arab Saudi, jemaah haji harus mencegah tubuhnya tetap sehat dan fit.
Ada sejumlah penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di tanah suci, berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH).
LIHAT JUGA:
Seperti, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang diakibatkan karena kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah
Kemudian, gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai.
Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana menyebut bahwa dehidrasi menjadi risiko yang serius terutama jika jemaah tidak cukup minum air.
Baca juga: Biaya Haji 2024 Naik, Tahun Depan Jemaah Harus Bayar Rp 56 Juta
"Hal ini dikarenakan cuaca panas di Makkah dan Madinah," tutur dr. Leksmana seperi dikutip pada Jumat (10/5/2024).
Ia menambahkan, penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembaban yang tinggi.
"Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi," ujarnya.
Juga terdapat penyakit kronis yang bisa jadi dialami jemaah.
Kondisi seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung bisa menjadi lebih sulit dikontrol karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.
"Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah." terang dr. Leks.
Baca juga: Biaya Haji 2024 Disepakati Jadi Rp 93,4 Juta, Berapa Nominal yang Harus Dibayar Calon Jemaah?
Untuk itu, ia merekomendasikan beberapa obat yang disarankan untuk dibawa oleh jemaah haji, yaitu:
1. Obat antidiare
2. Obat pencernaan
3. Obat Pereda Nyeri
4. Obat alergi
5. Obat untuk masalah kulit
6. Obat flu dan batuk
7. Obat pribadi, obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, diabetes, jantung atau kondisi medis lainnya.
Tahun ini, Indonesia mendaparkan jatah sebanyak 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Data Kemenag mencatat tahun ini ada sekitar 45.000 jemaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas.
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Quomas berpesan kepada para jemaah haji untuk terus menjaga kesehatan, serta mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin demi menjaga stamina mereka selama beribadah di tanah suci.
Yaqut mengingatkan bahwa haji adalah ibadah fisik sehingga para jemaah harus memiliki fisik dalam kondisi prima saat menjalankan ibadah haji.
"Saya minta jemaah haji menyiapkan fisik sebaik-baiknya. Haji ini ibadah fisik. Siapkan fisik terbaik. Jangan terlalu diforsir. Makan makanan bergizi, vitamin. Ini akan membantu jemaah dalam menjaga stamina," kata Yaqut dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2024).
Baca juga: Jokowi Bertemu PM Arab Saudi, Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 20.000 Jemaah
Imbauan ini disampaikan Yaqut karena jemaah haji kemungkinan besar harus menghadapi cuaca dengan suhu mencapai 50 derajat celsius ketika masa-masa puncak ibadah haji.
"Beberapa hari lalu, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan bahwa suhu di Arab Saudi pada puncak haji bisa mencapai 48 hingga 50 derajat," kata dia.
Namun demikian, Yaqut meminta jemaah tidak perlu khawatir berlebihan karena Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan menyiapkan petugas yang akan melayani jemaah selama 24 jam.
"Jemaah jangan ragu menyampaikan hal apa pun kepada para petugas untuk bisa membantu jemaah," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dokter Sarankan 10 Obat-obatan Ini Dibawa Jemaah Haji saat Berangkat ke Tanah Suci.