Bakteri ungu adalah mikroorganisme fotosintesis yang hidup di lingkungan perairan dan darat, bertahan hidup dengan sedikit atau tanpa cahaya tampak atau oksigen.
Sementara, bakteri tersebut ditemukan di beberapa tempat di Bumi saat ini, seperti di perairan dangkal, pantai dan rawa, serta ventilasi hidrotermal laut dalam.
Ketika kehidupan mikroba pertama kali muncul di Bumi sekitar tiga miliar tahun yang lalu, bakteri ungu pun kemungkinan merupakan salah satu bentuk kehidupan yang paling tersebar luas.
Lebih lanjut studi menemukan bakteri ungu mungkin lebih cocok untuk berkembang di planet yang mengorbit bintang katai merah yang lebih dingin, yang merupakan jenis bintang paling umum di Bima Sakti.
Baca juga: Viral Wanita Mengaku Bisa Berkomunikasi dengan Alien Setelah Mengunjungi Piramida Teotihuaca
"Kami baru saja membuka mata terhadap dunia menakjubkan di sekitar kita," kata Lisa Kaltenegger, direktur Carl Sagan Institute dalam sebuah pernyataan.
"Bakteri ungu dapat bertahan dan berkembang dalam berbagai kondisi sehingga mudah untuk membayangkan bahwa di banyak dunia yang berbeda, ungu mungkin merupakan warna hijau baru," paparnya lagi.
Berdasarkan temuan ini, peneliti pun membuat katalog berbagai warna dan tanda kimia yang dihasilkan oleh berbagai organisme dan mineral dalam pantulan cahaya sebuah planet ekstrasurya (exoplanet).
Tim pun akan melengkapi teleskop generasi mendatang dengan peralatan yang diperlukan untuk menemukan berbagai bentuk kehidupan di alam semesta.
(TribunTravel.com/SA)