Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kata-kata Terakhir Pilot Kepada Ibunya sebelum Pesawat Jatuh dan Menewaskan Ratusan Orang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pilot yang menerbangkan pesawat.

Beberapa hari kemudian, puing-puing dari jet Air France ditemukan mengambang di antara ombak, sesuatu yang memicu pencarian kedalaman laut selama dua tahun.

Kru pencari menemukan perekam kotak hitam, yang menyimpan informasi penting tentang apa yang terjadi di udara sebelum pesawat jatuh.

Alat perekam mengungkapkan bahwa sensor kecepatan pesawat telah terhalang dan membeku saat pesawat mencoba melewati badai.

Hal ini mengakibatkan sistem pesawat menghasilkan data yang untuk penerbangan tersebut.

Autopilot pada Airbus A330-203 dinonaktifkan, sementara pilot juga harus berusaha memahami data yang membingungkan mengenai kecepatan dan ketinggian mereka.

Selanjutnya, mereka memutuskan untuk melanjutkan uji coba manual.

Namun karena sistem pesawat tidak beroperasi dengan baik, kapten Marc Dubois, 58, dan dua kopilotnya David Robert, 37, dan Pierre-Cédric Bonin, 32, dipandu oleh data navigasi yang salah saat berjuang melewati badai tropis.

Pesawat mengalami gangguan aerodinamis, yang menyebabkan ketiganya secara keliru mengarahkan hidung jet ke atas, bukan ke bawah.

Pesawat kemudian mulai jatuh dari langit saat pilot melakukan percakapan yang panik.

Cuplikan rekaman percakapan mengungkapkan bahwa dua pilot penerbangan Air France tertidur ketika pesawat mengalami kesulitan.

"Kami kehilangan kecepatan!" satu pilot dimulai.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi,” terdengar suara lain.

Bonin kemudian terdengar berteriak: "Ayo pergi! Tarik, tarik, tarik!"

"Sial, kita akan jatuh! Itu tidak benar! Tapi apa yang terjadi?" Robert kemudian berseru.

Dan nasib pesawat tersebut tampaknya diketahui ketika seseorang tak dikenal berteriak: "F***, kita mati."

Halaman
1234