Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Sapi Termahal di Dunia Terjual Seharga Rp 68 Miliar, Apa Keistimewaanya?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sapi jenis Nelore. Sapi Nelore berusia 4,5 tahun bernama Viatina-19 FIV Mara Emovis sah menjadi sapi termahal di dunia usai terjual dengan harga USD 4,3 juta atau sekira Rp 68 miliar.

"Jika terserah pada kami, kami lebih suka disebut sebagai coklat paling berharga di dunia," tulis salah satu pendiri To'ak, Jerry Toth, di blog perusahaan.

"Harga hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya, apa yang sebenarnya kami coba lakukan adalah menciptakan sesuatu yang benar-benar unik dan indah bagi dunia, sesuatu yang lebih dari sekadar sebatang coklat mahal dan masuk ke dalam dunia pengalaman," jelasnya.

Jadi apa yang membuat To'ak begitu istimewa sehingga konsumen bahkan mempertimbangkan untuk menghabiskan ratusan dolar untuk membeli sebatang coklat kecil?

Ini bukan hanya satu hal, melainkan kumpulan faktor.

Pertama-tama, perusahaan hanya menggunakan kakao Nacional terbaik, varietas kakao kuno yang diklasifikasikan punah pada tahun 2009.

Untungnya, orang-orang di belakang To'ak dapat menemukan beberapa kebun kakao tertua di dunia di Lembah Piedra de Plata.

Beberapa di antaranya kemudian dikonfirmasi melalui analisis DNA sebagai 100 persen kakao Nacional.

Menurut Galavante, To'ak membayar tarif tertinggi di dunia kepada para petani kakao terpilih, dan hal ini juga mempengaruhi harga produk akhir.

Lalu ada proses pembuatan coklat.
Biji kakao diseleksi dengan tangan, untuk memastikan hanya biji kakao terbaik yang lolos ke tahap pengolahan.

Selain harganya, To'ak paling terkenal sebagai pionir penuaan coklat, sebuah proses yang terinspirasi oleh penuaan minuman beralkohol seperti wiski dan cognac.

"Saat wiski disimpan dalam tong kayu, senyawa kimia tersebut akan diekstraksi dari kayu dan menariknya ke dalam wiski, yang memberikan rasa dan warna," papar postingan blog To'ak.

Saat cokelat menua di dalam tong kayu, proses serupa terjadi.

Bahkan dalam bentuk padat, coklat memiliki keunggulan menarik dalam mengekstraksi rasa dan aroma dari kayunya, yaitu minyak serap yang secara alami terdapat dalam kakao.

To'ak telah bereksperimen dengan sejumlah teknik penuaan, memasukkan coklat ke dalam berbagai jenis tong (bekas cognac, bekas wiski, dll), serta dalam wadah kayu Ekuador, untuk berbagai periode waktu (dari beberapa bulan sampai delapan tahun).

Perusahaan ini juga mencampur cokelatnya dengan senyawa aromatik seperti lada Kampot Kamboja, kayu Palo Santo di Ekuador, atau jeruk Galapagos, dan terus bereksperimen dengan cara-cara baru untuk meningkatkan cita rasa coklatnya.

Halaman
1234