Namun pada tahun-tahun berikutnya, cerita serupa lainnya muncul tentang seorang pria Tiongkok berusia 45 tahun yang dilaporkan menderita serangan jantung setelah marah saat membantu putranya mengerjakan pekerjaan rumah.
Sejak saat itu, cerita tentang orang tua yang menderita stroke dan serangan jantung saat membantu anak-anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah menjadi hal yang kerap kali terjadi.
Kisah serupa pun dilaporkan terjadi pada awal tahun ini.
Pada tanggal 13 Januari 2-24, seorang wanita berusia 37 tahun dari Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, sedang mengajari putranya yang duduk di kelas 4 SD mata pelajaran Matematika.
Dia merasa kesal karena anak laki-laki tersebut tampak bingung setelah dia menjelaskan suatu materi kepadanya berkali-kali.
Wanita itu menahan amarahnya yang mendidih, namun hanya membuat tekanan darahnya yang sudah tinggi menjadi semakin tinggi.
Kemudian pada satu titik dia merasakan sakit ringan di dadanya dan mulai kesulitan bernapas.
Sang ibu memutuskan untuk berbaring dan memanggil putranya yang duduk di bangku kelas 6 SD untuk membantu adiknya mengerjakan matematika sambil beristirahat di sofa.
Namun setelah melihat adik laki-lakinya masih belum mengerti, dia kembali marah dan mencoba untuk bangun.
Pada saat itu, dia merasakan sakit yang menusuk di dadanya dan sontak terjatuh.
Dia mulai berkeringat banyak dan kesulitan bernapas serta bergerak.
Putra-putranya menelepon ayah mereka untuk meminta bantuan, dan ayah mereka menelepon ambulans.
Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Lianyungang, wanita tersebut didiagnosis menderita diseksi aorta tipe A dan dijadwalkan menjalani operasi darurat.
Dokter menemukan tusukan sekitar 2 cm di dinding posterior aorta, serta sejumlah besar trombus.
Setelah sekitar 7 jam, dokter berhasil memperbaiki robekan tersebut dan kondisi wanita itu menjadi stabil.