Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Curhatan Pengusaha Warteg yang Terdampak Tingginya Harga Beras, Lakukan Siasat Ini untuk Bertahan

Editor: Kurnia Yustiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembeli memilih menu makan di warteg. Naiknya harga beras berimbas pada usaha warteg.

TRIBUNTRAVEL.COM - Warteg kerap menjadi andalan sebagai tempat makan yang murah dan porsinya banyak.

Misalnya saja porsi nasi, yang bisa disajikan sepiring penuh dengan harga terjangkau.

Pedagang beras menunjukkan beras yang dijual di Agen Beras Aek Lumputan, Jakarta. Beras medium mengalami kenaikan menjadi Rp 14.300 per kg. (Tribunnews/JEPRIMA)

Dengan naiknya harga beras belakangan ini, pedagang warteg pun kena imbas.

Harga beras naik, artinya biaya menyajikan nasi buat pembeli pun makin mahal.

Baca juga: Bryan Domani Cerita Gemar Makan di Warteg ke Sandiaga Uno, Beberkan Menu Favoritnya

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan telah menerima keluhan dari para pedagang warteg gegara harga bahan pokok seperti beras yang meroket.

"Beras juga naiknya ekstrem sampai Rp 820.000 perkarung isi 50 kilogram," ujar Mukroni, dikutip dari Tribunnews, Rabu (28/2/2024).

Naiknya harga beras ini membuat margin keuntungan bagi pelaku usaha warteg berkurang.

Dilema pun terasa, sebab jika menaikkan harga menu makanan warteg, khawatir akan ditinggal pelanggan.

Karyawan warteg menyiapkan pesanan nasi bungkus di Wartegan, Ampera, Jakarta Selatan, Sabtu (6/11/2021). (Tribunnews/Jeprima)

"Kalau kita naikan (harga), pelanggan malah hengkang atau menjauh dari warung kita," kata Mukroni.

Mau tak mau, pelaku usaha warteg menyiasati dengan mengurangi porsi nasi.

Para pelanggan warteg diharapkan bisa memaklumi hal tersebut.

"Kita mengurangi porsi yang tadinya lumayan memberikan nasi. Kita kurangi karena beras naik harga," ucap Mukroni.

Pelanggan mengerti lah. Ya, ada juga yang protes nasinya dikit, tapi sebagian pelanggan sudah tahu," imbuhnya.

Saat ini beras yang digunakan juga sempat dikeluhkan para pelanggan.

"Pelanggan ini dengan warteg sudah merasa enak, karena kita pakai beras dalam negeri. Mungkin kita punya lahan sawah yang subur itu lebih gurih ketimbang impor," jelas Mukroni.

Baca juga: Warteg Legendaris Langganan Jokowi di Menteng, Sudah Buka Sejak Tahun 1948

Halaman
12