Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Viral Wanita Nikahi Hologram Buatan AI, Dirancang Jadi Alat Terapi Buat yang Pernah Alami Trauma

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alicia Framis bersama suami hologramnya.

“Cinta dan seks dengan robot dan hologram adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Mereka adalah sahabat yang baik dan mampu mengekspresikan empati. Sama seperti telepon yang menyelamatkan kita dari kesepian dan mengisi kekosongan dalam hidup kita, hologram sebagai kehadiran interaktif di rumah kita dapat membawa hal tersebut lebih jauh lagi. ,' kata seniman kelahiran Barcelona yang berbasis di Amsterdam.

Sang seniman, bersama dengan Rabobank Art Collection, juga menjajaki kemungkinan menciptakan hipotek pertama untuk membeli pendamping holografik, serta rumah yang dirancang khusus untuk hologram dan manusia.

“Menarik sekali bagaimana kita bisa mendapatkan hipotek untuk membeli mobil baru, dan sekarang kita bisa mendapatkan hipotek untuk membeli pendamping baru,” kata Framis.

Seniman tersebut telah mengemukakan beberapa detail hubungannya dengan gambar holografik (Instagram/hybridcouples)

Kecerdasan buatan melawan kesepian

Kemajuan dalam alat kecerdasan buatan generatif, seperti ChatGPT , telah meningkatkan interaksi antara manusia dan mesin hingga batas yang tidak diduga sebelumnya.

Dari obrolan otomatis hingga pembuatan avatar virtual yang kini dapat kamu gunakan untuk terlibat dalam percakapan romantis, apa yang hingga saat ini tidak lebih dari plot fiksi ilmiah telah menjadi kenyataan nyata.

“Cinta generasi baru sedang bermunculan, suka atau tidak suka, di mana manusia akan menikah dan menjaga hubungan dengan hologram, avatar, robot, dan sebagainya. Sama seperti kita berlatih bahasa baru dengan Duolingo , kita akan berlatih hubungan dengan entitas ini, "jelasnya.

Framis telah mendedikasikan karir seninya untuk menyatukan sains dan seni guna membina hubungan yang bermakna, menawarkan dukungan kepada orang-orang yang menghadapi penyakit, disabilitas, ketidakseimbangan gender, atau pengalaman traumatis.

Proyek performatif terbaru ini juga dirancang sebagai alat terapi bagi mereka yang mengalami trauma atau pelecehan, serta mereka yang menghadapi kehilangan orang yang dicintai.

Menurut pernyataan sang artis, AI dan pendamping manusia bisa menjadi pilihan yang bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan teman.

Framis mengutip kasus pribadi. “Teman saya adalah seorang janda dan sulit baginya untuk menggantikan suaminya. AI dan pendamping manusia bisa menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang membutuhkan teman.”

Ini bukan pengalaman pertama Framis memasukkan unsur non-manusia ke dalam karya seninya.

Pada tahun 1996, ia menjadi artis pertama yang hidup berdampingan dengan manekin bernama Pierre. Karya yang dihasilkan, 'Cinema Solo', terdiri dari 36 foto dan dialog antara Framis dan manekin, yang terinspirasi dari buku Marguerite Duras 'La Maladie de la Mort'.

Ambar/TribunTravel