"Jelas, sistem kami tidak boleh digunakan oleh perusahaan asuransi, karena keseluruhan ide asuransi adalah, dengan berbagi kurangnya pengetahuan tentang siapa yang akan menjadi orang yang tidak beruntung yang terkena suatu insiden, atau kematian, atau kehilangan barang, kita bisa berbagi beban ini," kata Profesor Jorgensen.
Life2vec saat ini tidak tersedia untuk digunakan oleh publik.
Namun pembuatnya menduga bahwa sistem serupa telah dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan teknologi besar yang memiliki data dalam jumlah besar untuk melatih mereka.
Terlepas dari implikasi etis dari penggunaan AI yang mampu memperkirakan berapa lama harus hidup dengan akurasi yang mencengangkan, ada satu keuntungan yang tidak dapat disangkal.
Keuntungan utamanya adalah prediksi seperti itu dapat membantu mencegah kematian dini.
Baca juga: Viral Model Buatan AI Jadi Favorit Para Pria Kesepian, Raup Ratusan Juta dalam Sebulan
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.