Meskipun saat ini ia memiliki kemampuan dan perilaku seperti anak berusia tiga atau empat tahun, Tong Tong terus berkembang dan meningkat.
"Untuk maju menuju kecerdasan buatan secara umum, kita harus menciptakan entitas yang dapat memahami dunia nyata dan memiliki berbagai keterampilan," kata direktur BIGAI Zhu Songchun.
Belakangan ini, teknologi AI memang seakan mengambil alih dunia.
Bahkan ada banyak sistem-sistem AI yang tercipta berkat tangan dingin para ilmuwan.
Baca juga: Viral Foto Elon Musk Sedang Mencium Robot Humanoid, Ternyata Buatan AI
Satu di antaranya yakni sistem AI yang menunjukkan kemampuan untuk memprediksi kejadian masa depan dalam kehidupan manusia.
Salah satu yang cukup mencengangkan ialah kemampuan memprediksi kematian.
Sistem AI bernama Life2vec diciptakan oleh para ilmuwan di Denmark dan Amerika Serikat.
Disebut model transformator, Life2vec dilatih dengan data dalam jumlah besar untuk memprediksi berbagai aspek kehidupan seseorang.
Setelah menerima data dari catatan kesehatan dan demografi Denmark untuk 6 juta orang, Life2vec dilatih untuk memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya.
Data-data yang tercantum termasuk waktu lahir, sekolah, pendidikan, gaji, perumahan dan kesehatan.
Menurut penciptanya, Life2vec menunjukkan kemampuan menakutkan untuk memprediksi kapan orang akan mati berdasarkan analisis data.
Uji coba dilakukan pada sekelompok orang berusia antara 35 dan 65 tahun, yang setengahnya meninggal antara tahun 2016 dan 2020.
Mengejutkannya, Life2vec mampu memprediksi siapa yang akan meninggal dan siapa yang akan hidup, dengan akurasi 78 persen.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Sune Lehmann Jorgensen di Technical University of Denmark menunjukkan bahwa Life2vec dilatih secara eksklusif berdasarkan data dari Denmark, sehingga hasilnya mungkin tidak sama untuk orang-orang di negara lain.
Namun, Jorgensen juga menekankan bahwa sistem seperti ini tidak boleh jatuh ke tangan korporasi, meskipun mereka mungkin menggunakan teknologi tersebut pada kita.