Dia merasa ini adalah bagian penting dari proses, baik untuk dia maupun para gadis, karena mereka tidak membuang waktu untuk berinteraksi.
Baca juga: Ngecek Tempat Tinggal Lamanya Lewat Google Earth, Pria Temukan Orang Hilang 22 Tahun Silam
Kemudian tibalah bagian yang sulit, yakni melatih ChatGPT untuk berkomunikasi dengan calon jodoh yang tersisa atas namanya.
Dalam sebuah wawancara, Zhadan mengatakan bahwa dia membutuhkan sekitar 120 jam kerja untuk membawa alat AI ke tingkat yang memuaskan.
Untuk melakukan hal ini, dia memasukkan percakapan sebelumnya dengan para gadis, menyiapkan validasi respons, dan memantau alat tersebut sebanyak mungkin.
Namun, pengalamannya tidak sempurna.
Suatu kali, ChatGPT mengatur kencan dengan seorang gadis tanpa benar-benar memberi tahu dia tentang hal itu, yang menyebabkan gadis tersebut harus menunggunya selama lebih dari satu setengah jam.
Ia juga sempat berkencan di Taman Bitsa Moskow, sebuah hutan di Moskow tempat seorang pembunuh berantai terkenal membuang tubuh korbannya pada tahun 2000-an.
Baca juga: Viral Pria Makan di Restoran Tanpa Membayar Setidaknya 127 Kali, Kok Bisa?
Secara keseluruhan, ChatGPT membantu Zhadan menjalani 12 kencan dengan pasangan terbaik yang bisa ditemukan, termasuk satu kencan dengan Katerina, calon pengantinnya.
Alat AI juga sangat terlibat dalam proses kencan, menasihati pria berusia 23 tahun tersebut untuk berbicara tentang masa kecilnya, orang tua, tujuan, dan nilai-nilainya selama kencan, untuk menilai seberapa cocok setiap kandidat untuk hubungan jangka panjang.
Pria Rusia itu mengklaim bahwa dia bahkan bertanya kepada ChatGPT bagaimana cara memberikannya kepada Karina, dan mendapat jawaban "ya" berkat sarannya.
Zhadan mengklarifikasi bahwa dia memang berperan dalam proses seleksi, saat meninjau setiap interaksi yang dia lakukan dengan gadis-gadis yang dikencani dan menyampaikan pengalamannya kepada Ghat GPT untuk penilaian yang obyektif.
"Kita tidak boleh melupakan interaksi emosional," kata Zhadan.
"Saya pergi ke pertemuan, saya sendiri sudah terlibat, saya menilai apakah gadis itu cocok untuk saya atau tidak. Berdasarkan hasil tanggal tersebut, saya membuat review (apa yang saya suka, apa yang tidak) dan menambahkannya ke database. Kemudian diambil keputusan apakah akan terus berkomunikasi atau tidak," paparnya.
Karina, calon pengantin Zhadan, belum mengomentari penggunaan ChatGPT selama masa kencan mereka.
Namun profesional TI mengklaim bahwa dia memberitahunya tentang hal itu setahun yang lalu, dan dia masih bersamanya.