TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pria Rusia berusia 23 tahun baru-baru ini mengungkapkan bahwa dia melatih dan menggunakan ChatGPT untuk menemukan cinta secara online.
Ia menyaring 5.239 profil kencan gadis-gadis dan kemudian berkencan dengan pasangan terbaik sampai dia menemukan calon istrinya.
Alexander Zhadan pertama kali membuat heboh di RuNet, sebuah komunitas online berbahasa Rusia, setahun yang lalu.
Kala itu, Zhadan men-tweet bahwa dia menulis tesis akademis menggunakan ChatGPT hanya dalam 23 jam.
Baca juga: Viral Aksi Pengunjung Pantai Parangtritis, Nekat Pakai Baju Hijau di Tengah Ganasnya Gelombang
Beberapa hari yang lalu, profesional TI muda Rusia sekali lagi menjadi berita utama.
Kali ini karena ia menggunakan alat AI yang sama untuk menyaring ribuan profil kencan online.
Melansir Oddity Central, Selasa (6/2/2024), Zhadan mengandalkan tips dan sarannya untuk menemukan pasangan yang sempurna dan kemudian menjadikannya istri.
Kisah Zhadan, awalnya diceritakan melalui serangkaian postingan di X (Twitter).
Sontak kisahnya telah memicu perdebatan sengit mengenai moralitas penggunaan alat AI untuk menemukan cinta secara online.
Meskipun pria berusia 23 tahun ini mengakui bahwa ceritanya dapat mengubah cara orang lain berkencan, Zhadan menunjukkan bahwa ChatGPT memiliki keterbatasan dan dia perlu terlibat secara pribadi agar dapat terhubung dengan teman kencannya.
Baca juga: Viral Kehabisan Uang saat Foya-foya di Thailand, Seorang Pria Nekat Rekayasa Penculikan
Semuanya dimulai dengan pengalaman mengecewakan Zhadan dengan aplikasi kencan populer seperti Tinder.
Dia akan menggeser ke kiri, lalu ke kanan, lalu memicu percakapan dengan calon jodoh dan orang itu akan menghilang begitu saja.
Hal ini hanya membuang-buang waktu saja menurutnya.
Namun setelah mengenal ChatGPT, dia bertanya-tanya apakah ada cara untuk menggunakan alat AI agar pengalaman kencan daringnya lebih efisien.
Zhadan memulai dengan meminta ChatGPT menelusuri 5.239 profil kencan wanita untuk menghapus profil yang menurutnya tidak akan dikliknya berdasarkan sejumlah filter, seperti memiliki kurang dari dua foto profil, referensi astrologi, referensi agama, pernyataan pro-perang, serta foto yang terlalu "terbuka".