Pada tahun 1887, Kepala Suku Māori Tane Tinorau, bersama dengan surveyor Inggris bernama Fred Mace, memutuskan untuk menjelajahi Gua Waitomo di Pulau Utara Selandia Baru.

Di atas rakit kecil, mereka memasuki gua tempat aliran sungai turun lebih dalam.

Dengan lilin, mereka dengan hati-hati mengikuti arus, dan dalam kegelapan mereka melihat cahaya seperti bintang tersebar di atas kepala mereka.

Ribuan cacing pendar bergelantungan dengan damai di langit-langit, membentuk kosmos bercahaya yang menakjubkan.

Koloni cacing masih ada hingga hari ini, menerangi gua dengan cahaya biru yang menakutkan.

6. Caño Cristales , Kolombia

Caño Cristales adalah sungai di Kolombia yang terletak di Taman Nasional Serranía de la Macarena. 

Ini adalah anak sungai dari Sungai Guayabero dan panjangnya sekira 100 kilometer.  

Caño Cristales dikenal sebagai "sungai lima warna" atau "pelangi cair". 

Perairannya yang kristalin menghadirkan warna kuning, biru, hijau, merah dan hitam. 

Fenomena ini disebabkan oleh Macarenia clavigera, tumbuhan air endemik yang jika terkena sinar matahari akan “mengecat” sungai dengan warna-warni.  

Caño Cristales adalah tujuan wisata yang populer. Berbagai aktivitas di sektor ini bisa kamu lakukan, seperti berlayar di laguna Silencio di Potrillo, mengamati burung, dan bermain marimba di antara pepohonan.  

Waktu terbaik untuk mengunjungi Caño Cristales adalah antara bulan Juni dan November, saat aliran sungai paling deras dan tanaman berada pada puncaknya.  

Untuk mengunjungi Caño Cristales disarankan untuk mengenakan pakaian panjang dan ringan, sepatu untuk berjalan di medan basah, dan pakaian renang. Botol air, tabir surya, obat nyamuk, dan rokok tidak diperbolehkan. 

7. Avatar Hallelujah Mountain